Remaja Bercadar Penusuk Siswa SMA Yogya hingga Tewas Terungkap

Berdasarkan pemeriksaan, remaja bercadar itu pernah terlibat masalah dengan siswa satu sekolah di SMA Muhi Yogya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Des 2016, 13:48 WIB
Celurit barang bukti penyerangan remaja bercadar ke sejumlah siswa SMA MUHI Yogya. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Satreskrim Polres Bantul sudah mengantongi nama pelaku remaja bercadar yang menusuk Adnan, pelajar SMA Muhammadiyah I (SMA Muhi), hingga meninggal dunia. Hal itu diketahui setelah polisi menetapkan dan menahan 10 remaja bercadar yang terlibat penganiayaan.

"Sudah ada tersangka mana yang berperan sebagai penusuk korban hingga meninggal dunia beberapa hari lalu dan itu kami peroleh dari keterangan salah satu saksi kunci," ujar AKP Anggaito Hadi Prabowo, Kasatreskrim Polres Bantul, Jumat (16/12/2016).

Ia juga menegaskan, kesimpulan dari peristiwa penyerangan pelajar itu bukan praktik klithih--pembuat onar kurang kerjaan--melainkan dendam antarsekolah. Remaja bercadar yang menyerang itu pernah terlibat masalah dengan sekolah siswa yang diserang.

Saat mendapat informasi bahwa sekelompok pelajar SMA Muhi berada di Gunungkidul, sekumpulan remaja bercadar itu pun berniat menyerang.

"Pelaku ada masalah dengan siswa satu sekolah korban, tidak ada kaitannya dengan korban," ucap Anggaito.

Peristiwa itu bermula pada Senin, 12 Desember 2016 sekitar pukul 15.30 WIB, ketika belasan pelajar SMA Muhi pulang piknik dari Pantai Ngandong, Gunungkidul. Di tengah jalan, tepatnya di Dusun Lanteng, Jalan Imogiri Panggang, mereka berpapasan dengan sekelompok remaja bercadar.

Mendadak, para pelaku yang sudah pergi berlawanan arah kembali dan mengejar para pelajar tersebut. Mereka menodongkan senjata tajam berupa celurit dan pedang lalu menyabet ke arah para pelajar secara membabi buta.

Rombongan pelajar itu pun tercerai berai menyelamatkan diri dan melapor ke Polsek Imogiri dan Polres Bantul. Selain Adnan, lima korban lainnya yang menderita luka adalah M. Luqman Afada, Arham Galih, Ibnu Hamam, Diah Erfatama, dan Arif Saifurahman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya