Menhan AS: Kota Mosul Akan Direbut Sebelum Donald Trump Dilantik

Menhan AS menyatakan mereka siap mengerahkan segala bantuan demi merebut Mosul dari ISIS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Des 2016, 07:03 WIB
Tentara Irak berlari berlindung dibalik bangunan saat bertempur melawan militan ISIS di Al-Qasar, Tenggara Mosul, Irak, (28/11). (REUTERS/Goran Tomasevic)

Liputan6.com, Washington - Koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) saat ini terus berusaha merebut Kota Mosul dari tangan ISIS. Namun setelah lebih dari satu bulan, peperangan masih belum dimenangkan.

Fakta ini disadari betul oleh Menteri Pertahanan AS, Ash Carter. Meski demikian, ia yakin Mosul akan segera direbut dalam waktu dekat.

"Sangat mungkin Mosul kami rebut sebelum Donald Trump menjalankan tugasnya sebagai presiden," ucap Carter seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/12/2016).

Walau begitu, Carter menegaskan bukan perkara mudah merebut Mosul. Harus ada upaya ekstra demi mengalahkan ISIS di kota itu.

"Memang ini begitu mungkin, tapi ini akan jadi pertarungan yang sangat sengit," dia menambahkan.

AS diketahui membantu pasukan Irak dan Kurdi bertempur di Mosul melalui serangan udara.

Sementara untuk serangan darat militer, Irak dan Kurdi mengerahkan 100 ribu pasukan. Mereka mengklaim telah mengepung ISIS di Mosul dari seluruh arah.

Mosul saat ini menjadi sangat penting. Pasalnya, wilayah itu menjadi satu-satunya kota besar di Irak yang masih dikuasai ISIS.

Sejumlah pihak meyakini direbutnya Mosul dapat memperlemah ISIS secara keseluruhan. Sebab, kota tersebut dijadikan kelompok teroris itu sebagai pusat kegiatan mereka.

Mosul sendiri direbut ISIS pada 2014. Sejak saat itu pula mereka mendeklarasikan mendirikan kekhalifahan di Suriah dan Irak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya