Top 3: Siapa Suruh Datang ke Jakarta?

Masjid Raya Baitul Izzah Kota Bengkulu siap menampung sebanyak 15.000 orang peserta zikir akbar 2 Desember 2016 esok.

oleh Ahmad YusranEdhie Prayitno IgeM Syukur diperbarui 01 Des 2016, 21:17 WIB
Ribuan warga Bogor berjalan kaki menuju Jakarta untuk ambil bagian dalam demo 2 Desember. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan ribu orang diperkirakan akan ikut demo 2 Desember di Monas, Jakarta.

Untuk mengantisipasi lonjakan para pengunjukrasa dan agar tidak terjadi aksi anarkistis, berbagai imbauan diserukan pada massa dari berbagai daerah untuk tidak datang ke Ibu Kota.

Di Pekanbaru misalnya. Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain Adinegara meminta ribuan umat Islam untuk memusatkan aksinya di Kota Pekanbaru.

Sementara itu, di Masjid Raya Baitul Izzah Kota Bengkulu menyatakan siap menampung sebanyak 15.000 orang peserta zikir akbar 2 Desember 2016 esok. 

Hingga malam ini, berita demo 2 Desember paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com di kanal Regional.

Selain itu, ada pula kabar perselisihan antar pasutri di Kabupaten Bulukumba, Sumatera Selatan yang berujung pada kematian sang suami.

Ada pula cerita seorang ibu yang melakukan protes saat ditilang polisi.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Beragam Aksi Teduh Massa 2 Desember Tanpa Perlu ke Jakarta

Ribuan massa aksi damai 4 November memadati kawasan Thamrin menuju Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (4/11). Demo 4 November menuntut penuntasan proses hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini diikuti berbagai ormas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebanyak 3.000 umat Islam dari berbagai organisasi massa bakal ikut dalam demonstrasi 2 Desember terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama al‎ias Ahok.

Ribuan massa tersebut akan memusatkan aksinya di Jalan Gajah Mada, Kota Pekanbaru. Menurut Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain Adinegara, massa berasal dari jemaah Masjid Agung Annur di Jalan Hang Tuah dan beberapa masjid di Pekanbaru.

Selain aksi di Pekanbaru, Zulkarnain juga menyebut ada ratusan warga dari Provinsi Riau yang sudah berangkat ke Jakarta.

"Sudah diinformasikan Ustaz Ade (Ketua FPI Riau) tidak sampai segitu. Sekitar 200-an, tidak sampai 300-an. Sebagian sudah ada di Jakarta," kata Zulkarnain.

Sementara untuk mengamankan aksi damai di Pekanbaru, Polda Riau bersama Polresta Pekanbaru sudah menyiagakan 2.700 personel. Jumlah itu terdiri atas Brimob, Sabhara dan satuan lainnya di Mapolda Riau.

Selengkapnya...

2. Cekcok Rumah Tangga Berujung di Pisau Dapur

Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Pembunuhan seorang suami yang diduga oleh sang istri menggemparkan warga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

MI (29) bersimbah darah di bagian perut oleh tusukan pisau WA yang kalap mendatangi suaminya di warung kopi atau warkop. Ia sudah tak tahan kelakuan suaminya yang tidak pernah lagi menafkahi.

"Setelah bertemu di warkop, keduanya terlibat adu mulut dan tak terkendali. Selanjutnya, pelaku mengejar korban menggunakan pisau yang sudah ada di tangannya. Korban kemudian lari ke belakang warkop, lalu korban mengambil balok dan memukul pada bagian bahu pelaku," ucap Kurniawan kepada Liputan6.com, Rabu, 30 November 2016.

Kurniawan menambahkan, tidak terima dipukul oleh MI, WA pun membalas dengan melempari suaminya dengan menggunakan batu.

Selengkapnya...

3. 'The Power of Emak', Cerita Ibu-Ibu Dicegat Polisi

Erna Kurniati menceramahi polisi yang menilangnya tentang helm SNI

Operasi Zebra di seluruh Indonesia menyisakan berbagai kisah. Mulai dari ketakutan terkena tilang, hingga perlawanan dan ceramah dari pengendara. Ada juga kisah lucu.

Seperti terjadi di Jalan Pemuda Muntilan, Jawa Tengah. Peran utama kisah ini adalah Erna Kurniawati, warga dusun Ngemplak desa Gondosuli, Muntilan. Ia dihentikan polisi lalu lintas saat hendak mengantar anaknya yang masih kelas lima.

"Saya pede saja, wong sepeda motor saya lengkap, helm juga SNI. Tapi karena dihentikan, saya nurut saja," kata Erna Kurniawati, Kamis (1/12/2016) kepada Liputan6.com.

Awalnya polisi hanya memeriksa surat-suratnya, namun kemudian berkembang menyoal anaknya yang masih kecil karena tak mengenakan helm. Tak cukup sampai di situ, polisi kemudian mempersoalkan helm yang dikenakan Erna dan disebut tidak sesuai standart SNI.

Tak disangka, ternyata saat Erna protes itu salah satu polisi merekamnya dengan ponsel. Video protes Erna kemudian diunggah ke media sosial dan akhirnya menjadi viral.

Dalam video itu Erna meminta agar kewajiban anak-anak harus berhelm disosialisasikan. Ketika dipersoalkan helm yang dikenakannya tidak sesuai standart SNI, Erna langsung ngomel-ngomel.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya