Petenis Nasional Berebut Peringkat Dunia

Kejuaraan tenis bertaraf internasional bakal digelar di Jakarta.

oleh Defri Saefullah diperbarui 22 Nov 2016, 23:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta Petenis nasional bakal meramaikan Combiphar Tennis Open (CTO) 2016 yang berlangsung di lapangan tenis Hotel Sultan pada 26 November sampai 18 Desember mendatang. Mereka adalah Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Sunu Wahyu Trijati dan Aditya Hari Sasongko.

Selain itu, petenis muda yang raih PON 2016 seperti Anthony Susanto, Arief Rahman, Panji Untung Setiawan dan M. Iqbal Bilal juga ikut tampil. Para petenis lokal ini bakal bersaing dengan petenis dari 20 negara berusia 16-30 tahun memperebutkan hadiah total 30 ribu US Dollar (Rp 402 juta).

Italia, Spanyol, Jerman, Rusia, Inggris, Belanda, Austria, Serbia, Hongaria, Polandia, Belanda dan Belgia jadi wakil dari Eropa yang bakal tampil. Ada pula Kanada, Brasil dan Chile (Amerika),India, Jepang,Korea Selatan, Cina, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura (Asia) dan Australia.

Turnamen ini masuk kalender  Federasi  Tenis  International  (ITF). Maka itu, CTO  memberikan  poin peringkat  dunia  bagi  para peserta.  

Juara ajang ini akan mengoleksi 18 poin, finalis 10 poin, enam poin bagi semifinalis, dua  poin  untuk  perempat finalis  serta  satu  poin  bagi  petenis  yang terhenti pada babak kedua. Ini diharapkan bisa dimanfaatkan betul oleh petenis lokal seperti yang diharapkan Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PB PELTI).

"Petenis Indonesia memerlukan banyak turnamen internasional tahun depan, diantaranya sebagai ajang uji coba menghadapi pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games 2017,” ujar Wibowo Suseno Wirjawan, Ketua Umum PP PELTI seperti rilis yang diterima media.

CEO Combhipar, Michael Wanandi pun mengaku senang bisa turut memberi andil untuk tenis nasional.

"Ini tahun pertama kami gelar turnamen internasional. Kegiatan ini menjadi penutup perayaan ulang tahun ke-45 Combiphar, sekaligus untuk mendukung pengembangan dan pembinaan olahraga tenis demi tercapainya prestasi tertinggi baik di tingkat nasional maupun internasional," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya