Top 3: Ini 5 Fakta tentang 'Supermoon'

Pada malam 14 November 2016, Bulan akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi, sekaligus mengalami bulan purnama. Hadirlah 'supermoon'.

oleh Alexander LumbantobingCitra DewiKhairisa Ferida diperbarui 14 Nov 2016, 09:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit supermoon kembali dapat disaksikan pada 14 November 2016. Saat itu, Bulan akan terlihat paling besar dan terang dalam kurun 70 tahun terakhir.

Pastikan Anda tak melewatkan peristiwa tersebut, karena Bulan tak akan berada di jarak sedekat itu hingga 25 November 2034.

Berita tentang fenomena itu menyedot para pembaca Liputan6.com kanal Global pada Senin (14/11/2016) edisi pagi.

Selain supermoon, para pembaca juga penasaran  dengan gempa 7,4 SR di Selandia Baru. Gempa itu diikuti dengan peringatan datangnya tsunami. Ternyata, gempa tersebut belum tuntas dan diperkirakan akan ada gempa susulan.

Pihak berwenang Selandia Baru juga menerbitkan peringatan tentang gempa susulan yang diduga lebih "mematikan".

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. Ini 5 Fakta 'Mengejutkan' Terkait Supermoon 14 November 2016

Supermoon (Reuters)

Fenomena langit supermoon kembali dapat disaksikan pada 14 November 2016. Saat itu, Bulan akan terlihat paling besar dan terang dalam kurun 70 tahun terakhir.

Pastikan Anda tak melewatkan peristiwa tersebut, karena Bulan tak akan berada di jarak sedekat itu hingga 25 November 2034.

Seperti dilansir Space.com, astronom di Slooh Community Observatory, Bob Breman, mengatakan bahwa bulan purnama itu tak hanya menjadi supermoon yang terdekat dan tercerah selama 2016, tapi juga terbesar sejak 1948.

Supermoon terjadi ketika Bulan mencapai fase penuhnya--Bulan purnama--dan berada di titik terdekat dengan Bumi. Hal tersebut membuat Bulan terlihat lebih besar dan terang dibanding dengan purnama.

Selanjutnya...


2. Tsunami Terjang Selandia Baru Usai Gempa 7,4 SR

Warga Selandia Baru dievakuasi menyusul peringatan tsunami (AP)

Tsunami dilaporkan tiba di wilayah pantai timur Selandia Baru dua jam setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR)--sebagian menyebut 7,8 SR--yang mengguncang wilayah selatan negara itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru, gelombang tsunami pertama mungkin bukan yang terbesar, namun gelombang lain mungkin tiba dalam beberapa jam. Demikian seperti dilansir News.sky.com, Minggu 13 November 2016.

Menurut Weatherwatch.co.nz, seperti dikutip dari BBC melalui sebuah alat pengukur di Kaikoura yang terletak sekitar 181 km di utara Christchurch, gelombang tsunami pertama diketahui berukuran dua meter.

Selanjutnya...


3. Selandia Baru Peringatkan Tsunami Susulan yang Lebih 'Mematikan'

Gempa Selandia Baru, Peringatan Tsunami (AP)

Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru memperingatkan bahwa garis pantai yang terdekat dengan pusat gempa dapat diterjang gelombang tsunami dengan ukuran tiga hingga lima meter lebih tinggi dibanding kondisi normal. Wilayah yang dimaksud mencakup Blenheim ke Semenanjung Banks, serta Kepulauan Catham.

Selain itu, pihak Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru juga memperingatkan bahwa tinggi gelombang di seluruh wilayah pantai timur dapat meningkat satu hingga tiga meter dari ukuran normalnya. Warga pun diminta untuk menjauh dari pantai dan keluar dari wilayah perairan. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Minggu 13 November 2016.

Selanjutnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya