Penyakit Mirip Polio Renggut Nyawa Bocah 6 Tahun Ini

Jenis virus langka ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan polio.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 08 Nov 2016, 12:00 WIB
Penyakit Mirip Polio Renggut Nyawa Bocah 6 Tahun Ini. Source: FoxNews

Liputan6.com, Jakarta Daniel Ramirez, bocah berumur 6 tahun ini meninggal 30 September lalu akibat penyakit langka yang memiliki gejala mirip dengan polio.

Awalnya orangtua Ramirez menganggap anaknya hanya terkena flu biasa, tetapi lama-kelamaan bocah asal Washington ini kesulitan berbicara, mengeluarkan banyak air liur, inkontinensia (pipis terus-menerus), dan rasa sakit di kaki. Akhirnya orangtua Ramirez memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Sayangnya, nyawa Ramirez hanya bertahan selama dua pekan. Tepat pada 15 Oktober, Ramirez meninggal akibat virus langka yang disebut dengan Acute Flaccid Mielitis (AFM) dan menyerang otak dan sumsum tulang belakangnya.

Penyakit Mirip Polio Renggut Nyawa Bocah 6 Tahun Ini

Virus langka ini sudah diidentifikasi sejak 2014 lalu, kala itu AFM mempengaruhi lebih dari 100 anak di beberapa wilayah Washington. Meskipun sudah ditangani, masih banyak anak yang belum pulih 100 persen dari virus AFM. Ironisnya pihak medis bahkan belum sepenuhnya mengetahui apa penyebab dan obat untuk virus mematikan ini.

Dikutip dari Life Daily, Selasa (8/11/2016) Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan laporan peringatan kepada orangtua terkait dengan lonjakan kasus dan jumlah pasien yang terpapar virus ini. Para ahli khawatir jika wabah buruk ini bisa meningkat.

"Gejala dari AFM termasuk kelemahan pada ekstremitas (tulang gerak lengan, bahu, dan kaki), wajah pucat, kesulitan menelan dan bicara," kata Dr. Manisha Patel, dokter anak sekaligus ketua tim peneliti AFM.

Patel juga menjelaskan, khususnya di Amerika Serikat, jenis virus langka ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan polio. Dr. Kevin Messacar, peneliti sekaligus dokter anak di Children’s Hospital Colorado, beranggapan bahwa virus langka ini menyerang kemampuan bernapas dan menyebabkan kelumpuhan pada kaki.

"Sangat penting untuk memahami bahwa ada spektrum yang lebih parah pada penyakit ini," kata Messacar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya