Kisah Pilu Pernikahan Pencuri Sepeda Motor di Polda Metro Jaya

Diiringi rintik hujan, sepasang anak manusia itu akhirnya bertemu memadu kasih, setelah berbulan-bulan terpisah jarak oleh jeruji besi.

oleh Muslim AR diperbarui 21 Sep 2016, 19:40 WIB
(Lipuatn6.com/Muslim AR)

Liputan6.com, Jakarta Selepas salat zuhur, seorang lelaki 20 tahunan memakai baju koko putih dan peci, memasuki ruangan Unit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya. Tangannya baru saja dilepas dari borgol.

Di dalam ruangan 3x8 meter itu, seorang perempuan berkerudung hitam dengan gaun pengantin berwarna putih, tersenyum ke arah pria berbaju koko itu.

Diiringi rintik hujan, sepasang anak manusia itu akhirnya bertemu memadu kasih, setelah berbulan-bulan terpisah jarak oleh jeruji besi. Kedua insan itu akhirnya mengikat cinta mereka dengan perkawinan sederhana di Mapolda Metro Jaya.

"Dia nikah di sini, keluarganya juga datang," ujar Aiptu Dedi Damhudi, penyidik di Unit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya kepada Liputan6.com di Gedung Resmob, Rabu sore (21/9/2016).

Adalah M Harudin, pria asal Lampung yang ditangkap polisi karena terlibat sindikat pencurian sepeda motor sebulan lalu, yang menikah.

Satu purnama sudah, Marlena harap-harap cemas menunggu kabar Harudin. Namun, sang calon tunangan tak kunjung pulang. Marlena tak kuasa menahan rindu, dan mengajak ibunda Harudin bersama keluarganya ke Jakarta, serta kepala desa dari kampungnya.

"Mereka tujuh orang dari Lampung Timur, kepala desanya juga ikut," lanjut Dedi.

Harudin adalah warga Desa Pelindung Jaya, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur. Ia merantau ke Jakarta untuk mencari modal nikah, sayangnya usahanya bertentangan dengan hukum.

Tujuh anggota keluarga Marlena dan Harudin menyewa mobil, untuk berangkat dari Lampung Timur ke Ibu Kota. Selama 12 jam lebih mereka menghabiskan waktu di jalan, demi melangsungkan akad nikah yang hanya berlangsung satu jam itu.

Tiba di Mapolda Metro Jaya siang tadi, Marlena tak kuasa menahan rindu. Ia langsung memeluk sang pujaan hatinya, Harudin, dengan penuh haru.

Saat akad nikah dimulai, hujan semakin deras. Ijab kabul pun digelar. Harudin dengan lancar mengucapkan akad nikah tanpa terbata-bata.

"Tapi sayangnya akadnya diulang, penghulunya salah pas nyebut nama Marlena," ungkap Dedi.

Akad pun usai, tapi hujan terus mengguyur Ibu Kota. Harudin tertunduk, tak terasa air mata haru menetes membasahi pipinya. Begitu juga dengan Marlena yang kini resmi menjadi sang istri.

Isak tangis haru pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan akad pernikahan itu, membuat semua yang ada dalam ruangan tersebut ikut menitikkan air mata.

Begitu juga ibunda Harudin, tak kuasa menahan tangisnya. Ia pun memeluk anaknya yang sudah resmi menjadi tersangka kasus curanmor itu.

Harudin lalu mencium tangan sang ibunda dan ayahnya seraya mengucapkan kata penyesalan. "Maafin saya bu, saya banyak dosa selama ini," kata Dedi, menirukan Harudin.

Hujan masih mengguyur, tapi Harudin harus kembali ke tahanan di tengah kebahagiaan itu. Marlena tertunduk, rasa berat hati melepas sang suami pada hari bahagia sekaligus menyakitkan itu.

Pelukan terakhir sebelum Harudin meninggalkan lokasi akad, sepertinya belum mengobati kerinduan Marlena dan keluarganya. Marlena kembali menitikkan airmatanya diiringi hujan yang terus mengguyur Ibu Kota.

Pencurian Motor TNI

(Liputan6.com/Muslim AR)

Kisah Harudin dan Marlena sudah bermula sejak dua tahun lalu. Mereka berencana menikah sebelum Idul Adha, tapi Harudin terjerat kasus curanmor dan ditangkap polisi pada 18 Agustus 2016.

Harudin ditangkap polisi bersama empat kawanannya, Kaharudin alias Kahar, Jahri Yusup, Doni Irawan, dan Sulkifli alias Sul. Mereka dicokok saat hendak menjual sepeda motor hasil curian di arena balap liar, kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Keberadaan kawanan pencuri sepeda motor ini terendus polisi saat Harudin dan partner in crime-nya mencuri sepeda motor milik prajurit TNI, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, saat sedang parkir di rumah makan pada 17 Agustus 2016.

Kini, Harudin yang sudah jadi suami orang itu masih mendekam di balik jeruji besi tahanan Polda Metro Jaya. Sebab jadwal sidang masih lama.

"Dia masih belum disidang, kami masih mendalami kasusnya," terang Dedi.

Hujan kini telah reda, tapi kejadian bersejarah di Gedung Resmob Polda Metro Jaya itu tetap membasahi pipi Harudin dan Marlena.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya