Harga Emas Menguat Imbas Dolar AS

Harga emas naik 0,4 persen menjadi US$ 1.323,50 per ounce.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Sep 2016, 06:40 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas naik imbas dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Pelaku pasar juga menanti kapan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi US$ 1.323,50 per ounce. Harga emas sempat sentuh level US$ 1.315,27 pada perdagangan Selasa, dan sentuh level terendah lebih dari seminggu.

Harga emas berjangka naik 0,18 persen menjadi US$ 1.326,10. Harga perak naik 0,9 persen menjadi US$ 19,02 per ounce.

Harapan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada pekan depan menyusut. Katalis itu memicu tekanan ke dolar AS.

"Kenaikan suku bunga AS menjadi faktor utama pengaruhi harga emas. Dalam jangka pendek pelaku pasar akan melihat data ekonomi AS. Ini semua tentang biaya memegang emas," ujar Analis Natixis Bernard Dahdah seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/9/2016).

Goldman Sachs menyatakan harapan ada kenaikan suku bunga pada Desember 2016 menjadi 40 persen.

"Kami percaya keputusan menaikkan suku bunga pada 2016, dan itu jadi salah satu langkah meningkatkan risiko ekonomi dan akan menguntungkan emas," ujar Portfolio Manager and Strategist VanEck International Investors Gold Fund Joe Foster.

Lebih lanjut ia menuturkan, antisipasi kenaikan suku bunga dan dolar AS memang akan pengaruhi gerak harga emas.

Dalam laporan UBS Wealth Management menyatakan kalau harga emas berada di kisaran US$ 1.275-US$ 1.425 per ounce dalam tiga bulan. Namun menaikkan target harga menjadi US$ 1.350 dalam satu tahun. (Ahm/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya