Risalah Pertemuan The Fed Mampu Dorong Wall Street

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 21,92 poin atau 0,12 persen ke level 18.573,94.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Agu 2016, 04:30 WIB
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat tipis pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah terbaginya pendapat dari anggota Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) mengenai rencana kenaikan suku bunga.

Mengutip Reuters, Kamis (18/8/2016), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 21,92 poin atau 0,12 persen ke level 18.573,94. S&P 500 juga menguat 4,07 poin atau 0,19 persen ke angka 2.182,22. Sedangkan Nasdaq Composite naik 1,55 poin atau 0,03 persen ke level 5.228,66.

The Fed telah mengeluarkan risalah mengenai hasil dari pertemuan dewan gubernur yang berlangsung pada 26 dan 27 Juli kemarin. Dalam pertemuan tersebut, pendapat dari para anggota dewan gubernur dari Bank Sentral AS terbelah.

Ada beberapa dewan gubernur yang menginginkan tanda-tanda yang lebih kuat dari perekonomian AS untuk menaikkan suku bunga. Namun ada juga dewan gubernur yang merasa bahwa data-data ekonomi yang ada saat ini telah terlihat membaik sehingga sudah bisa menjadi pendorong untuk menaikkan suku bunga.

Sehari sebelumnya, Pejabat Bank Sentral AS New York William Dudley mengatakan, kenaikan suku bunga bisa terjadi pada September nanti. Sementara Presiden The Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan bahwa jika dilihat dari data ekonomi yang ada saat ini ada kemungkinan yang cukup juga terdapat satu kali kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun nanti.

Dalam beberapa pekan terakhir Wall Street memang beberapa kali mencetak rekor tertinggi dalam perdagangan. Sebagian besar pendorong kenaikan Wall Street adalah ekspektasi The Fed akan terus mempertahankan suku bunga rendah.

Selama ini harapan akan suku bunga rendah menjadi tenaga atau pendorong kenaikan Wall Street. Indeks S&P 500 membukukan 10 kali rekor tertinggi perdagangan sepanjang tahun ini.

"Meskipun kemauan dan keinginan untuk menaikkan tarif ada tapi mereka belum mendapatkan dukungan dari data-data perekonomian," kata Bucky Hellwig, Senior Vice President BB&T Wealth Management, Birmingham, Alabama, AS. (Gdn/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya