Warga Bekasi Kecewa Ganti Rugi Semburan Lumpur Tidak Jelas

Semburan lumpur ini diduga akibat penggalian dan penanaman pipa dari perusahaan gas.

oleh Muslim AR diperbarui 08 Agu 2016, 18:10 WIB
Semburan lumpur ini diduga akibat penggalian dan penanaman pipa dari perusahaan Petra Gas. (Liputan6.com/Muslim AR)

Liputan6.com, Bekasi - Puluhan rumah terendam lumpur di Desa Tarumajaya, Bekasi Utara. Lumpur menyembur dari bawah rumah mereka setinggi 20 hingga 50 sentimeter.

Pemerintahan Desa Tarumajaya tengah mendata jumlah rumah warganya yang menjadi korban.

"Kami belum bisa sebutkan jumlahnya, karena baru 700 meter dari sana -- titik semburan lumpur di Jalan Kebon Kelapa -- yang baru didata," ujar Wakil Kepala Desa Tarumajaya Asmad kepada Liputan6.com di Bekasi Utara, Senin (8/8/2016).

Asmad menjelaskan, sampai saat ini pihaknya hanya memfasilitasi warga untuk meminta ganti rugi. Semburan lumpur ini diduga akibat penggalian dan penanaman pipa dari perusahaan gas.

"Kita udah bawa pihak Petragasnya untuk lihat kerusakan rumah warga," kata Asmad.

Sementara, warga yang sudah bernegosiasi dengan pihak perusahaan merasa kecewa. Sebab, ganti rugi tak seimbang dengan kerusakan rumah mereka.

Padahal beberapa rumah warga mengalami kerusakan parah. Seperti lantai rumah rengkah dan dinding serta pondasi retak.

"Ditaksir cuma Rp 87 juta, dan itu enggak tahu kapan dibayar. Ya rugilah, ini pondasi, lantai sama dindingnya rusak parah," kata Komar warga korban lumpur saat ditemui di rumahnya.

Apalagi, rumah Komar juga difungsikan sebagai kedai kelontong. Ia merugi, sebab sejak lumpur menyembur dari lantai rumahnya, dia tak lagi membuka kedai kelontongnya.

"Kejadian itu tanggal 1 (Agustus) siang, sejak itu saya enggak buka lagi, udah rugi banyak," keluh dia.

Kerugian juga dirasakan warga lain di antaranya Wayan, Nanang, dan Hakim. Tiga kepala keluarga ini bingung harus memperbaiki rumah mereka. Sebab, janji ganti rugi belum jelas akan dibayarkan. Sedangkan, mereka kini cemas menempati rumahnya.

"Entar rubuh gimana? Kan lihat sendiri retaknya gimana. Terus kalau lantainya jeblok gimana?" keluh Nanang.

Sementara, Ketua RT 3 RW 08, Kampung Kebon Kelapa, Desa Tarumajaya, Bekasi Utara, Juhro Harianto menyebutkan, 25 warganya menjadi korban lumpur. Namun korban kemungkinan akan terus bertambah.

"Sampai siang ini sudah 25 yang melapor, saya cuman catat aja dulu, mungkin nambah terus," kata Juhro.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya