Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha pulp dan kertas meminta pemerintah untuk memasukkan sektor industrinya sebagai salah satu yang mendapatkan insentif berupa penurunan harga gas.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Brastasida mengatakan, selama ini porsi gas dalam struktur biaya produksi cukup besar dan menjadi beban pengusaha.
"Kami mengeluarkan biaya untuk membeli gas sebagai energi itu terbesar kedua setelah bahan baku. Jadi cukup besar. Kenaikan US$ 1 untuk harga gas mengakibatkan harga bahan baku kertas naik hingga US$ 18. Jauh sekali," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Dia menjelaskan, harga gas di masing-masing daerah berbeda-beda. Namun secara global, harga gas di Indonesia relatif tinggi jika dibandingkan negara-negara lain di ASEAN.
"Kita minta, harga gas sekarang ini di Sumatera. Kalau di Jawa kan US$ 8-US$ 9 per MMBTU. Kalau sampai di Sumatera itu bisa sampai US$ 1 per MMBTU. Sedangkan di negara-negara ASEAN itu hanya US$ 4-US$ 5 per MMBTU. Jadi jauh sekali, setiap kenaikan US$ 1, harga kertas naik US$ 18," kata dia.
Akibat beban biaya gas ini, produk pulp dan kertas lokal sulit bersaing dengan produk impor. Hal ini karena beban biaya tersebut berdampak pada harga jual produk.
"Makanya harga tersebut nggak bisa bersaing dengan harga produk yang dari luar. Sehingga produk dari luar jauh lebih murah dari pada produk kita sendiri. Itu akan membahayakan jalannya proses produksi dari perusahaan itu sendiri. Bisa tutup juga kan lama-lama. Tidak bisa bersaing," tandas dia.(Dny/Nrm)
Pengusaha Kertas Minta Pemerintah Beri Insentif Harga Gas
Selama ini porsi gas dalam struktur biaya produksi cukup besar dan menjadi beban pengusaha.
diperbarui 15 Jul 2016, 19:32 WIBPabrik kertas (Foto Istimewa)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
4 Pemain yang Bisa Gantikan Bruno Fernandes di Manchester United Musim Depan
NASA Bagikan Pengalaman Masuk ke Dalam Lubang Hitam
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 16 Mei 2024
DPR Sebut Independensi KPU cuma Cerita Kosong
Pria di Sukabumi Ditusuk Saat Tagih Utang, Bikin Laporan ke Polisi dengan Dagu Masih Tertancap Pisau
Polemik Musik Ustadz Muflih Safitra vs UAH, Ini Pandangan Habib Umar bin Hafidz
Mantan Kakanwil Bea Cukai Riau Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula
Sinopsis dan Daftar Pemain Film Paku Tanah Jawa, Ajang 'Comeback' Masayu Anastasia
4 Komet yang Akan Melintas di Sekitar Bumi pada Mei 2024
Gus Baha Ungkap Kesaktian 'Laa Ilaaha Illallah', Sangat Mengagumkan
Cerita Pejabat Kementan Diperas Habis-habisan oleh SYL, jika Tidak Loyal Terancam Dicopot
Manchester United Bisa Dapat Gelandang Murah Meriah di Musim Panas 2024, Syaratnya Rebutan dengan Liverpool