Mengenal Lebih Jauh Sistem Autopilot Tesla Motors

Fitur autopilot tesla belum sempurna dan butuh peran manusia untuk menjadi pusat kendali.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 02 Jul 2016, 16:39 WIB
Fitur autopilot pada Tesla Model X dianggap sebagai biang kerok kecelakaan tiba-tiba yang dialami seorang bernama Puzant Ozbag dan istrinya.

Liputan6.com, California - Tesla Motors jadi pabrikan baru dengan inovasi yang paling mutakhir di ranah otomotif. Perusahaan otomotif yang dibangun oleh Elon Musk ini berhasil menciptakan mobil listrik yang memakai fitur autopilot.

Musk mengklaim fitur ini mampu mengurangi kecelakaan hingga 50 persen. Namun demikian, fitur autopilot tesla belum sempurna dan butuh peran manusia untuk menjadi pusat kendali selama perjalanan.

Dilansir Businessinsider, sistem autopilot ini terdiri dari berbagai sensor di sekeliling mobil diantaranya radar, kamera depan, serta electric assist braking system. Sensor tersebut berfungsi mendeteksi lingkungan sekitar sehingga dapat mengendalikan secara otomatis terutama pada situasi jalan tol.

Salah satu sensor bekerja secara ultrasonik dengan mengirim gelombang sejauh 16 kaki dari mobil. Sensor ini berfungsi untuk menjaga jarak dengan mobil lain disekelilingnya sehingga akan lebih aman bila mobil akan berpindah jalur.

Kelemahan terbesar dari fitur autopilot pada mobil buatan Tesla Motors yaitu tangan pengemudi wajib tetap berada pada setir. Pengemudi masih bertanggung jawab penuh terhadap kontrol utama kendaraan. Sistem akan membunyikan alarm peringatan apabila tangan pengemudi tidak memegang setir.

Sama seperti halnya ponsel, perangkat lunak yang mengatur sistem autopilot bisa mendapat pembaharuan yang diunduh melalui jaringan nirkabel.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya