Jokowi : Jangan Anggap Remeh Kasus Vaksin Palsu

Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk serius mengusut vaksin palsu

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jun 2016, 16:11 WIB
(ki-ka) Menteri KKP, Susi Pudiastuti, Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan saat mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Satgas 115 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/6). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk serius mengusut dan menelusuri masalah peredaran vaksin palsu yang berlangsung sudah sangat lama (12 tahun).

“Ini sebuah kejahatan luar biasa. Kalau kita lihat generasi-generasi yang ada di sini, anak-anak, kalau tidak divaksin, jangka panjang akan sangat buruk bagi sumber daya manusia kita,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan di sela-sela buka puasa bersama dengan ribuan anak yatim dan penyandang disabilitas, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Presiden, kasus ini membuat masyarakat jadi ragu apakah anak-anaknya sudah vaksin apa belum. Misalnya anak-anak dianggap sudah divaksin polio tapi ternyata palsu. “Artinya belum. Akan seperti apa anak-anak kita nantinya? Ini sangat berbahaya sekali. Kejahatan luar biasa sekali,” ujarnya.

Meski belum ada laporan secara detail kepada dirinya, terkait peredarannya, Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar penelusuran detail segera dilakukan.

“Saya harapkan ini nanti juga hukumannya betul-betul, (supaya) jangan terulang lagi. Berikan hukum yang seberat-beratnya, baik pada yang memproduksi, yang mengedarkan, dan memasarkan vaksin palsu, semuanya,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan semuanya harus dibongkar. “Menelusuri itu artinya menangkap baik oknum yang ada di pemerintahan, yang memproduksi, yang memasarkan, yang mengedarkan, semuanya,” kata Presiden.

“Jangan anggap remeh masalah ini (vaksin palsu),” tegas Presiden seraya mengulang dirinya sudah memerintahkan, dan setelah nanti semuanya melaporkan, ia akan kembali menyampaikan kepada masyarakat.

Buka bersama dengan anak yatim dan penyandang disabilitas di Istana Kepresidenan Bogor itu juga dihadiri oleh Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya