6 Bocah Semarang Ditinggal Orangtua, Wakil Wali Kota Turun Tangan

Bocah yang pernah duduk di bangku SMP tapi tak tamat itu saat ini bekerja sebagai buruh bangunan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 20 Jun 2016, 10:03 WIB
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengunjungi keenam bocah yang ditinggal orangtuanya. (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang - Nasib malang menimpa enam kakak beradik yang ditinggal pergi orangtuanya di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Si bungsu Putra Kencana yang masih berumur 6 bulan kini harus diasuh bergantian oleh kelima kakak-kakaknya.

Mereka adalah Riski Aditya (17), Dina Soraya (15), Nana Hariyana (12), M Rozaq Magrobi (9), dan Tiara Silvani Yasmina (7). Riski kini harus memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga.

Bocah yang pernah duduk di bangku SMP tapi tak tamat itu saat ini bekerja sebagai buruh bangunan. Setiap hari ia sudah mulai bekerja dari jam delapan pagi. Sepulangnya, dia tak lantas istirahat. Setelah beristirahat sebentar, Riski kembali memerah keringat membantu orang berjualan nasi goreng.

Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengunjungi keenam bocah yang ditinggal orangtuanya. (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)


Setelah kisah hidup mereka dituliskan Liputan6.com, Minggu, 19 Juni 2016, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu mengunjungi kakak beradik tersebut. Tak ada penyambutan khusus di sana. Bocah-bocah itu hanya mengabari bulik dan nenek mereka yang berada tak jauh dari rumah mereka.

"Saya ingin memastikan ada peran negara dalam penanganan masalah ini. Memang bukan semata-mata kesalahan negara jika bocah yang seharusnya masih sekolah malah harus merawat adiknya dan mencari nafkah," kata perempuan yang karib disapa Mbak Ita itu kepada Liputan6.com di Semarang, Jateng.

Sebuah alas lantai kecil dari plastik yang biasa digunakan untuk menidurkan Putra Kencana (6 bulan) digelar. Meski sederhana, rumah itu tergolong bersih.

Mbak Ita tanpa canggung duduk di lantai dan langsung memangku si bayi. Kakak-kakaknya terlihat bingung karena tak biasa menerima tamu. Setelah bulik dan nenek si balita ini ikut menemani, barulah suasana menjadi lebih cair.

"Sini saja, Dik, sama Bunda. Kita ngobrol-ngobrol," kata Mbak Ita kepada anak-anak yang ditinggal kabur ayah-ibunya itu.

Enam bocah itu adalah anak-anak dari pasangan suami istri Heiruddin dan Sayati. Kepada Liputan6.com, Riski sang anak sulung mengungkapkan kisah keluarganya.

Awalnya kepergian sang ayah untuk mencari nafkah 11 bulan lalu, tak meninggalkan jejak atau kabar. Derita memuncak ketika sang ibu juga pergi tanpa pesan, meninggalkan enam anaknya.

"Bapak pergi ke Jakarta sudah 11 bulan enggak ada kabar sampai sekarang. Ibu juga pergi enggak memberitahu  tujuannya ke mana," tutur Riski.

"Sempat ada teman yang memberi kabar melihat ibu di Kendal, tapi saya cari ke sana tidak ketemu juga."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya