THR Bikin Kredit Motor Bakal Meningkat Saat Ramadan

Sejumlah produsen motor juga menawarkan program, sehingga membuat masyarakat tertarik memiliki motor baru.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jun 2016, 13:00 WIB
Suasana pameran kendaraan di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Sabtu (27/6/2015). Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan aturan pelonggaran uang muka (DP) untuk kredit kepemilikan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi kebiasaan bila saat Ramadan hingga menjelang Lebaran, banyak warga yang gencar mengajukan kredit kendaraan. Mereka memakai kendaraan tersebut, terutama saat mudik atau pergi bersilaturahmi ke kerabat.

Manajemen perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance (FIF) grup memprediksi penyaluran pembiayaan motor meningkat saat Ramadan dan jelang Lebaran.

Vice President Corporate Finance and Treasury Divison Head FIF Group Jerry Fandy menuturkan, penyaluran pembiayaan naik 10 persen-15 persen saat Ramadan dari bulan biasa.

Kenaikan penyaluran pembiayaan motor itu, menurut Jerry, lantaran masyarakat mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dan untuk mudik. Selain itu, sejumlah produsen motor juga menawarkan program, sehingga membuat masyarakat tertarik memiliki motor baru.

"Biasanya saat Ramadan naik 10 persen-15 persen. Kuartal kedua penyaluran pembiayaan sudah mencapai Rp 6,7 triliun," ujar Jerry, seperti ditulis Selasa (14/6/20160).

Ia menuturkan, perseroan menyalurkan pembiayaan sebagian besar untuk motor, terutama motor baru, dan sisanya pembiayaan peralatan rumah tangga terutama barang elektronik. Grup FIF sendiri menargetkan penyaluran pembiayaan dapat mencapai Rp 30 triliun pada 2016.

Tahun lalu penyaluran pembiayaannya mencapai Rp 28 triliun. Jerry mengakui meski secara industri ada penurunan penjualan motor, tetapi pihaknya yakin penyaluran pembiayaan motor masih tetap tumbuh. "Full year tumbuh sekitar 10 persen," tutur dia.

Untuk pembiayaan motor sekitar Rp 30 triliun, perseroan menerbitkan obligasi dengan mekanisme penawaran umum berkelanjutan (PUB) sekitar Rp 10 triliun. "Penawaran obligasi berkelanjutan dua sudah menerbitkan Rp 5,5 triliun. Pada April lalu sudah terbitkan Rp 3,3 triliun. Sisanya Rp 2,2 triliun masih memiliki jangka waktu untuk diterbitkan hingga Maret tahun depan," tutur Jerry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya