Reaksi Ahok soal Gerakan Cuti Bersama Pendukungnya

Ahok pun mengatakan, gerakan anak muda yang terkumpul dalam TemanAhok ini bisa melakukan apapun untuk memuluskan jalannya menuju DKI 1.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Jun 2016, 11:53 WIB
Dua pendiri TemanAhok dikabarkan ditahan pihak imigrasi Singapura. Selain itu, kiprah Sukarno tak hanya membangun nasionalisme.

Liputan6.com, Jakarta - Beratnya syarat untuk calon independen yang dibuat DPR melalui Undang-Undang Pilkada tak membuat pendukung Ahok putus asa. Mereka mencari cara agar 1 juta KTP yang terkumpul itu tak sia-sia. Salah satunya menyiapkan gerakan cuti bersama.

"Sekarang lagi ngumpulin gerakan mau cuti hari biasa untuk datang ke PPS untuk mendaftar. Jadi sebelum diperiksa mereka mau daftar dulu nih. Jadi mereka langsung mau datang nih. Nah sekarang kalau kayak gitu gimana?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Pasal 48 UU Pilkada yang disetujui DPR pada 2 Juni 2016 mengatur, jika pendukung calon perseorangan tidak dapat ditemui Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam verifikasi faktual di alamatnya, pasangan calon diberi kesempatan menghadirkan mereka ke kantor PPS dalam waktu tiga hari. Terhitung sejak PPS tidak dapat menemui mereka. Ketika dalam batas waktu tersebut tidak dipenuhi, maka dukungan dicoret.

Mengetahui rencana para pendukungnya ini, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini pun makin mantap maju di jalur independen.

"Ya dong (maju independen). UU bilang, verifikasi kalau didatangi nggak ada di rumah, tiga hari harus ke PPS. Lalu mereka sekarang putuskan, ambil cuti sehari deh, kita datangi PPS," ucap dia.

Ahok pun mengatakan, gerakan yang terkumpul dalam TemanAhok ini bisa melakukan apapun untuk memuluskan jalannya menuju DKI 1.

"Ini kayak Bung Karno bilang, satu pemuda menggoncang dunia nih. Jadi ya sudah, mereka sudah mau bentuk tiap kelurahan mau hitung yang bisa datang," ujar Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya