Pindah Rumah Mengakibatkan Kematian Dini bagi Anak?

Seorang anak memiliki dampak sendiri kala mengikuti perpindahan rumah bersama orangtuanya.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 09 Jun 2016, 12:30 WIB
Anak-anak di kamp pengungsi Ahal di Abu Ghraib (CNN)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak yang sering berpindah tempat tinggal karena mengikuti orangtuanya pindah tugas kerja atau pindah rumah, ternyata mengalami dampak negatif dalam kehidupannya yang jarang disadari orang dewasa.

Dikabarkan Dailymail, Kamis (9/6/2016), seringnya berpindah rumah bagi anak meningkatkan risiko kecanduan narkoba, kriminalitas, bunuh diri, hingga kematian dini.

Para peneliti dari Pusat Kesehatan Mental di University of Manchester mengungkapkan seringnya pindah rumah meningkatkan risiko buruk pada kesehatan mental dan fisik anak. Menurut laporan American Journal of Preventive Medicine, risiko tertinggi di antara individu yang sering pindah adalah pada masa remaja awal.

Anak-anak asyik bermain di bawah sinar matahari

Dari data 1,4 juta anak yang dianalisis, ternyata anak-anak sangat tegang saat pindah rumah. Mereka sangat stres seperti mereka mengalami perceraian orangtuanya.

Risiko seseorang mencoba bunuh diri ditemukan meningkat selama masa remaja awal, usia 12-14 tahun. Sementara, anak-anak di usia kurang dari tujuh tahun kurang dipengaruhi oleh perpindahan karena mereka belum sekolah.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya