3 Mitos Bayi Tabung Ini Dipatahkan oleh Ilmu Pengetahuan

Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) menjadi jalan bagi pasangan yang tak kunjung memiliki keturunan.

oleh Muhammad Sufyan diperbarui 02 Mei 2016, 08:15 WIB
Dengan program bayi tabung, perempuan asal Austria lahirkan bayi kembar di usia senja.

Liputan6.com, Jakarta Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) menjadi jalan bagi pasangan yang tak kunjung memiliki keturunan. Di Indonesia sendiri, bayi tabung masih menuai pro dan kontra.

Tak hanya itu, banyak juga mitos yang salah mengenai bayi tabung yang dipercayai oleh masyarakat. Namun dikutip dari laman Parents, Senin 92/5/2016), tiga mitos bayi tabung berikut ini berhasil dipatahkan oleh ilmu pengetahuan.

1. Harus bedrest selama 24 jam setelah melakukan program bayi tabung

Mitos ini tidaklah benar. Menurut penelitian di Mesir, wanita yang langsung beraktivitas setelah menjalani proses bayi tabung, tetap menunjukkan kesehatan yang prima dan juga stabil.

2. Program bayi tabung pasti akan selalu berhasil

Mitos ini tidak benar sama sekali. Tingkat keberhasilan dari bayi tabung hanyalah 40 persen. Keberhasilan ini tergantung pada banyak hal seperti tingkat kesuburan dan juga usia.

3. Bayi tabung tak akan berumur panjang dan berisiko terkena berbagai penyakit serius

Mitos ini ternyata dibantahkan juga oleh ilmu pengetahuan. Memang ada bayi tabung yang diketahui mengalami penyakit serius, namun rasionya sangat rendah sekali, yakni hanya satu kasus dari 15 kelahiran bayi tabung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya