Pasca-Penyanderaan Abu Sayyaf, TNI Latihan Tempur di Tarakan

Pulau Tarakan berhadapan langsung dengan perairan Filipina selatan yang rawan perompakan kapal.

oleh Abelda RN diperbarui 01 Apr 2016, 14:00 WIB
Kapal perang KRI Teluk Lampung dan Ajak, serta 2 pesawat hercules terpakir di bandara Juwata, Tarakan.

Liputan6.com, Tarakan - Komando Daerah Militer Mulawarman menggelar Latihan Gabungan Pasukan Khusus Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Tarakan, Kalimantan Utara.

Latihan tempur itu dilaksanakan setelah sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) disandera kelompok Abu Sayyaf saat berlayar di perairan Filipina.

"Pemusatan latihan TNI di Tarakan dalam rangka pengamanan obyek vital nasional kilang minyak Tarakan," kata Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Kolonel Andi Gunawan, Jumat (1/4/2016).

Pulau Tarakan berhadapan langsung dengan perairan Filipina selatan yang rawan perompakan kapal. Kawasan tersebut juga diketahui menjadi wilayah kekuasaan kelompok Abu Sayyaf yang membajak KM Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang mengangkut tujuh ribu ton batu bara dari Kalimantan Selatan.


Meski begitu, Andi membantah latihan pasukan TNI itu berkaitan dengan penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Kodam Mulawarman selaku satuan komando wilayah, kata dia, hanya mendukung terselenggaranya operasi teritorial di wilayah tersebut.

"Memberi dukungan admin, logistik, intelijen, teritorial, maupun perkuatan satpur dan banpur yg dibutuhkan sesuai arahan Mabes TNI," ujar Andi.

Andi mengatakan pihaknya hanya bertugas menjaga kedaulatan NKRI lewat uji kemampuan antarmatra satuan tempur [elit TNI](2471217/ ""). Pemilihan Tarakan sebagai obyek latihan gabungan TNI tahun ini disebutnya sebagai kebetulan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya