Bulan dan Cincin Saturnus Lebih Muda dari Dinosaurus

Bulan dalam (inner moon) dan cincin Saturnus sebenarnya ciptaan yang relatif modern karena lebih muda dari Dinosaurus.

oleh M Hidayat diperbarui 27 Mar 2016, 19:27 WIB
Encelandus memiliki kandungan es yang mampu menjadikan `kulit` bulan tampak lebih cerah dibandingkan Dione, yang mana usianya lebih tua

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari Search for Extra-terestrial Intelligence Institute (SETI), melalui sebuah model komputer baru, menunjukkan bukti bahwa bulan dalam (inner moon) dan cincin Saturnus sebenarnya ciptaan yang relatif modern.

Hal ini terutama mengingat Saturnus sendiri, bersama dengan planet-planet lain di tata surya kita, "baru" dibentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Temuan ini merujuk pada analisis data orbital dari bulan di Saturnus. Pada dasarnya, karena Saturnus memiliki begitu banyak bulan terbang di sekitarnya, mereka harus berbagi ruang. Artinya, orbit-orbit bulan ini saling memengaruhi. Dengan berjalannya waktu, orbit-orbit tersebut pun melebar dan tumbuh.

Berdasarkan logika tersebut, bulan-bulan muda seharusnya memiliki orbit berbeda, lebih lumrah daripada bulan-bulan yang lebih tua.

"Dengan membandingkan kemiringan orbital saat ini dan yang diperkirakan oleh simulasi komputer, para peneliti bisa mempelajari berapa banyak orbit bulan Saturnus tumbuh. Ternyata, untuk beberapa satelit yang paling penting--Tethys, Dione, dan Rhea--orbit-orbit diubah secara kurang dramatis dari yang diperkirakan sebelumnya," tulis SETI dalam keterangannya.

Dengan pengamatan tersebut, para peneliti menggunakan data dari data misi Cassini yang dijalankan NASA untuk membuat simulasi.

Tim peneliti pun menemukan bahwa banyak dari bulan Saturnus--kecuali yang jauh seperti Titan--mungkin terbentuk 100 juta tahun lalu. Artinya, banyak dari bulan Saturnus terbentuk selama Periode Cretaceous di Bumi, era di mana banyak dinosaurus masih hidup.

Temuan ini diharapkan akan membantu manusia menilai usia bulan-bulan di planet lainnya di dalam dan di luar tata surya kita. Demikian dikutip dari Science Alert, Minggu (27/3/2016).

(Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya