Gempa Mentawai, Tidak Semua Warga Kota Padang Menjauhi Pantai

Meski jarak rumahnya dengan bibir pantai Kota Padang hanya 300 meter, tak membuatnya buru-buru untuk bergerak untuk mengungsi.

oleh Rinaldo diperbarui 02 Mar 2016, 22:36 WIB
Potensi gempa 8,9 SR Sumatera, persiapan harus dilakukan masyarakat (www.earthobservatory.sg/Siaga.org)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan 8,3 skala Richter (SR) mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa tersebut terjadi pada pukul 19.49 WIB. Warga Kota Padang, Sumatera Barat yang ikut merasakan getaran gempa ini, mulai panik. Apalagi setelah ada peringatan tsunami dikeluarkan BMKG.

Namun, tidak semua warga Kota Padang berebut mencari wilayah di ketinggian. Bahkan, sebagian warga yang tinggal di pesisir pantai memilih untuk tidak buru-buru meninggalkan rumah menuju kawasan Kampus Universitas Andalas serta Indarung yang berada di ketinggian.

"Saya belajar dari peristiwa gempa dan tsunami Aceh. Tidak selalu gempa dan peringatan tsunami dihadapi dengan kepanikan," ujar Indrawarman, warga yang tinggal di kawasan Purus, pinggir pantai Kota Padang kepada Liputan6.com, Rabu (2/3/2016) malam.

Dia mengatakan, meski jarak rumahnya dengan bibir pantai Kota Padang hanya 300 meter, tak membuatnya buru-buru untuk bergerak untuk mengungsi. Sebaliknya, dia langsung menuju pinggir pantai.

"Dari yang saya pahami, tanda-tanda tsunami bisa dilihat langsung. Banyak info tadi malam yang mengatakan bahwa air laut sudah surut 5 meter. Karena itu saya langsung menuju ke pinggir pantai," jelas Indra.

Hasil pantauan langsung dia, kondisi air laut normal-normal saja. Tak ada tanda-tanda kalau air laut menyusut. Bukti ini yang membuat dia bertahan dan tak beranjak dari pinggir pantai.

"Setelah satu jam mengamati permukaan air laut, saya yakin tak akan ada tsunami, karena itu saya putuskan untuk tidak mengungsi," ujar pegawai negeri sipil ini.

Di balik itu, dia juga memahami kalau sebagian besar tetangganya memilih untuk segera meninggalkan rumah untuk mengungsi guna mengantisipasi tsunami.

"Wajar saja, siapa yang mau menunggu tsunami datang seperti peringatan BMKG, lebih baik segera menyelamatkan diri," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya