Gerhana Matahari, Hewan Ternak Dilarang Berkeliaran

Pemprov Sulteng siapkan kendaraan operasional terkait gerhana matahari total.

oleh Dio Pratama diperbarui 28 Feb 2016, 23:30 WIB
Palu antusias promosikan wisata gerhana matahari total yang akan terjadi pada 2016.

Liputan6.com, Palu - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah diminta dapat menerapkan secara tegas aturan tentang penertiban hewan ternak yang saat ini masih berkeliaran di beberapa ruas jalan di daerah tersebut.

Langkah itu sangat penting seiring lokasi Palu sebagai pusat pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016.

"Ada momen besar GMT yang akan dihadiri pejabat negara, daerah, dan wisatawan mancanegara. Jangan sampai di saat tamu turun dari bandara menuju kota, tiba- tiba ada ternak yang halangi di jalan," kata anggota Komisi II DPRD Kota Palu, Ridwan Basatu di Palu, seperti dikutip Antara, Minggu (28/2/2016).

Ridwan menyebut pemerintah setempat harus melakukan kontrol setiap saat di ruas-ruas jalan M. Yamin, Dewi Sartika, Abdurrahman Shaleh. Jalan-jalan itu kerap dilalui oleh hewan ternak berupa sapi dan kambing.

"Pemkot Palu harus arahkan Satpol PP untuk tegas dalam menjalankan aturan, serta menertibkan hewan ternak saat dan jelang GMT demi citra daerah," ujarnya.



Dia juga meminta kerjasama masyarakat untuk tidak melepas hewan ternaknya, sehingga berkeliaran di ruas - ruas jalan utama yang dapat mengganggu lalulintas.

Desakan atas hal itu juga disampaikan politisi Partai Amanat Nasional (PAN), yang duduk sebagai anggota komisi II di DPRD Kota Palu, Ratna Mayasasi Agan.

"Kalau tidak dimulai dengan menindak secara tegas, serta memberikan efek jera. Maka hewan ternak akan terus berkeliaran di ruas - ruas jalan," katanya.

Tidak hanya soal ternak, dirinya juga mendesak kepada Dinas Kebersihan Kota Palu, untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan jelang dan pelaksanaan GMT, yang umumnya tamu berdatangan di Kota Palu, sebelum menuju daerah lainnya si Sulawesi Tengah.

Kendaran Khusus GMT

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyediakan sejumlah kendaraan operasional untuk penjemputan dan mengantar tamu-tamu asing dan domestik yang akan menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 di sejumlah titik pantau di daerah ini.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah Sitti Norma Mardjanu mengatakan penyedian kendaraan operasional itu melibatkan untuk kenyamanan dan kelancaran aktivitas para tamu melaksanakan kegiatannya terkait GMT.

"Untuk kenyamanan dan kelancaram tamu menyaksikan GMT pada 9 Maret di tujuh titik pantau, maka perlu ada kendaraan operasional," kata Norma.

Sulteng diperkirakan akan menerima sekitar 10 ribu tamu yang akan menyaksikan GMT di daerah ini. Hingga kini tercatat 5.000 tamu asing yang akan datang dan jumlah itu terus bertambah setiap hari.

Titik pantau GMT di Sulteng terdapat di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Poso. GMT diperkirakan terjadi pada pukul 08.35 WITA dengan durasi lebih dari 2 menit.

Pemerintah Provinsi Sulteng dan sejumlah event organizer teah menyipakan festival seni dan budaya serta kuliner untuk menghibur tamu-tamu GMT tersebut mulai 7 sampai 10 Maret 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya