Polri: Bukan Kontak Tembak, Anggota Tewas di Poso karena Diserang

Akibat serangan tersebut, seorang anggota Brimob atas nama Brigadir Wahyudi tewas seketika. Korban terkena peluru di bagian dagu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Feb 2016, 16:11 WIB
Densus 88 Antiteror menggelar operasi penangkapan terhadap kelompok teroris Poso pimpinan Santoso. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso kembali menyerang anggota Polri yang tengah bertugas melakukan pengamanan. Penyerangan terjadi di Jalan Raya Napu, Poso, Sulawesi Tengah pada Selasa sekitar pukul 10.20 Wita.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto menuturkan, kejadian bermula ketika anggota Brimob tengah merazia sejumlah kendaraan. Tiba-tiba sebuah mobil Toyota Kijang berwarna hitam bernomor polisi DD 8547 QP yang diduga berisi pelaku langsung menembak ke arah anggota Brimob.

"Bukan kontak tembak, tapi penembakan yang dilakukan oleh seseorang yang berada di sebuah mobil ke anggota kami yang sedang melakukan tugas untuk melakukan pengamanan situasi di Poso," tutur Agus di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/1/2016).

Akibat serangan tersebut, seorang anggota Brimob atas nama Brigadir Wahyudi tewas seketika. Korban terkena peluru di bagian dagu.

"Setelah itu, teman-teman (anggota Brimob) yang lain melakukan pembalasan dan penembakan ke arah pelaku yang berada di dalam kendaraan itu," ucap Agus.

 

Pelaku yang diduga berjumlah 2 orang juga tewas di lokasi ketika anggota Brimob melepaskan tembakan. Dari kedua pelaku, polisi mendapati satu pucuk senjata api jenis revolver dan beberapa karung beras.

Dugaan sementara, 2 anggota kelompok teroris Santoso ini baru selesai membeli perlengkapan dan kebutuhan logistik. "Kami masih perlu mendalami, peristiwa ini baru awal, nanti perkembangannya," kata Agus.

Sementara untuk jenazah korban dan pelaku, Agus mengungkapkan telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan dan Barat untuk dilakukan autopsi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya