Menteri Yohana Kesal dengan Kasus Dugaan Masinton Pukul Dita

Yohana menyayangkan tindakan kekerasan justru dilakukan oleh oknum pejabat tinggi sekelas anggota DPR yang dipilih langsung oleh masyarakat

oleh Luqman Rimadi diperbarui 03 Feb 2016, 14:14 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mengenakan batu akik yang berasal dari Kalimantan Barat dan Pulau Seram, Maluku.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengaku kesal dengan munculnya dugaan tindak p‎enganiayaan yang dilakukan anggota DPR RI Masinton Pasaribu terhadap asisten pribadinya, Dita Aditia Ismawati.

Menurut dia, selama ini dirinya kerap mengkampanyekan perlawan atas tindak kekerasan laki-laki terhadap perempuan. Tapi, justru kekerasan dilakukan oleh oknum pejabat publik yang semestinya memberikan contoh yang baik.

‎"Saya sebenarnya sangat kesal sekali, karena ingin bagaimana membangun satu sistem ending violence against women ini untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Sementara laki-laki itu masih hidup di mendominated societ, yang dominasinya laki-laki pasti akan muncul kekerasan," ucap Yohana di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (3/2/2016).

Yohana menyayangkan tindakan kekerasan justru dilakukan oknum pejabat tinggi sekelas anggota DPR yang dipilih langsung oleh masyarakat.

"Saya rasa pejabat siapapun, apalagi yang dipilih masyarakat, harus menunjukan contoh yang baik kepada masyarakat," kata perempuan asal Papua itu.

Bila terjadi kekerasan pada perempuan, menurut Yohana jangan salahkan rakyat, bila pada periode selanjutnya Masinton tidak akan lagi dipercaya untuk kembali menduduki kursi anggota DPR RI.

"Kalau ini sudah terjadi begini, bagaimana masyarakat menilai mereka-mereka ini. Ini yang dipilih masyarakat dan mestinya dapat menyampaikan aspirasi  masyarakat, khususnya perempuan dan anak," kata Yohana.

Yohana mengatakan, selama ini pihaknya terus berupaya ‎menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan Indonesia dengan terus melakukan sosialisasi di berbagai daerah.

"Angka kekerasan terhadap perempuan Indonesia sudah masuk ke dalam 10 besar negara besar yang sedang membawa perempuan-perempuan Indonesia ke dalam planet 50-50 ditahun 2030 sesuai dengan sustainable development gold yang indikatornya adalah indikator kelima kesetaraan gender, jadi endingnya harus melawan kekerasan terhadap perempuan," pungkas Yohana.

Sementara, Masinton ketika dikofirmasi membantah melakukan dugaan pemukulan. Dia justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu.

"Aku dituduh mukul dia, ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadiannya itu tanggal 21 Januari 2016, sudah mau sepuluh hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton Sabtu 30 Januari 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya