Neraca Perdagangan RI Diramalkan Cetak Surplus

Kinerja perdagangan Indonesia akan mengalami surplus sekitar US$ 350 juta pada Desember 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jan 2016, 08:00 WIB
Ratusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Mendag Thomas T. Lembong memproyeksikan, kinerja ekspor hingga akhir tahun akan turun 14% dan impor turun 17% secara year on year. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diramalkan mencetak surplus neraca perdagangan Desember 2015 dan sepanjang tahun lalu. Sayangnya, capaian tersebut belum dapat dibanggakan karena kinerja ekspor yang terus melemah.

Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi, memproyeksikan kinerja ekspor pada Desember 2015 terkoreksi dalam hingga 18 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan impor negatif 17,6 persen.

"Jadi neraca perdagangan Desember 2015 diperkirakan US$ 100 juta. Sementara surplus perdagangan sepanjang tahun lalu diperkirakan tercatat US$ 10 miliar dibanding total defisit sebesar US$ 8 miliar di 2012-2014," ujarnya di Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Surplus tersebut, kata Gundy, dipicu dari penurunan permintaan impor yang lebih besar daripada pemulihan pertumbuhan ekspor. Kinerja ekspor, diakuinya kian melemah akibat kombinasi faktor eksternal dan internal.

"Permintaan global yang buruk dan kurangnya daya saing di Indonesia membuat pertumbuhan ekspor Indonesia terutama dari barang-barang manufaktur lebih rendah dibanding negara lain di kawasan regional," terangnya.

Sementara itu, Ekonom Moody's Analytics (Australia) Pty Ltd, Faraz Syred meramalkan kinerja perdagangan Indonesia akan mengalami surplus sekitar US$ 350 juta pada Desember 2015. Sementara di bulan sebelumnya mengalami defisit perdagangan US$ 346,4 juta.

"Ekspor diprediksi terus menurun karena anjloknya harga komoditas yang menggerogoti industri pertambangan dan energi, sehingga surplus lebih kecil. Tapi untuk sepanjang 2015, neraca perdagangan masih positif karena impor pun turun," tandasnya.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada yang mengalami defisit sebesar US$ 346,4 juta pada November 2015. Ini adalah defisit pertama di tahun ini setelah sebelumnya sepanjang Januari-Oktober, Indonesia tercatat surplus neraca perdagangan.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan realisasi ekspor pada periode November sebesar US$ 11,16 miliar atau turun 7,91 persen dibanding Oktober tahun ini sebesar US$ 13,54 miliar. Sedangkan dibanding November 2014, pencapaian ekspor di bulan kesebelas turun 17,58 persen.

Sementara kinerja impor pada November ini sebesar US$ 11,51 miliar atau naik 3,61 persen dibanding bulan sebelumnya di 2015‎. Dibanding November tahun lalu sebesar US$ 14,04 miliar, pencapaian impor masih turun 18,03 persen. (Fik/Gdn)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya