Karyawan yang Stres dengan Pekerjaan Rentan Terkena Stroke

wanita dengan pekerjaan yang menyebabkan stres tinggi lebih rentan terserang stroke daripada pria dengan pekerjaan stres yang tinggi.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Okt 2015, 19:30 WIB
Ini saatnya untuk menenangkan dirimu dan mengurangi beban pikiran.

Liputan6.com, Jakarta Karyawan dengan pekerjaan yang tak habis-habis, yang membuat dia jadi stres, 22 persen lebih berisiko terkena stroke. Misalnya saja seperti individu yang bekerja di bidang jasa; dokter dan perawat dibanding para ilmuwan dan arsitek yang mampu mengontrol sendiri pekerjaan mereka.

"Ada kemungkinan bahwa pekerja yang stres berperilaku tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, merokok dan kurang olahraga," jelas peneliti senior Dingli Xu dari Southern Medical University di Guangzhou, Cina seperti dikutip Times of India, Kamis (15/1/2015)

Analisis tampak pada penelitian yang tersedia di regangan kerja dan risiko stroke. Enam studi dianalisis melibatkan total 138.782 peserta yang diikuti selama tiga sampai 17 tahun.

Pekerjaan diklasifikasikan menjadi empat kelompok berdasarkan bagaimana para pekerja memiliki kontrol lebih terhadap pekerjaan mereka dan seberapa keras mereka bekerja, atau tuntutan psikologis dari pekerjaan itu.

Tuntutan pekerjaan termasuk tekanan waktu, beban mental, dan beban koordinasi. Sedangkan kerja fisik dan jumlah jam kerja tidak dimasukkan.

Pekerjaan pasif adalah mereka dengan permintaan rendah dan kontrol yang rendah. Contohnya termasuk petugas kebersihan, penambang dan pekerja kasar lainnya. Pekerjaan aktif dengan permintaan tinggi dan kontrol yang tinggi termasuk dokter, guru dan insinyur.

Mereka juga menemukan bahwa wanita dengan pekerjaan yang menyebabkan stres tinggi lebih rentan terserang stroke daripada pria dengan pekerjaan stres yang tinggi.

Para peneliti menghitung, 4,4 persen dari risiko stroke adalah karena pekerjaan yang menyebabkan stres yang tinggi. Bagi wanita, jumlah tersebut meningkat menjadi 6,5 persen.

Studi ini muncul secara online di Neurolog, jurnal medis dari American Academy of Neurology.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya