Saksi Mata Tragedi Mina: Saya Terjebak Paling Depan

Saat melihat orang-orang kulit hitam menaiki mobil yang mogok, dari arah berlawan orang kulit hitam menyerang (merangsek) untuk masuk.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 26 Sep 2015, 08:36 WIB
Jemaah haji di dekat lokasi tragedi Mina. (Arab News)

Liputan6.com, Mekah - Informasi mengenai penyebab terjadinya tragedi Mina masih simpang siur. Pemerintah Indonesia pun masih terus menelusuri keberadaan 225 jemaah haji Indonesia yang hilang.

Seorang saksi mata, Apep Wachyudin yang juga menjadi korban tragedi Mina menuturkan, musibah Mina terjadi ketika di pertigaan jalan, petugas keamanan haji Arab Saudi (askar) mengarahkan jemaah haji, termasuk rombongan Apep, belok kiri sehingga harus melintasi Jalan 204 (tempat terjadinya tragedi Mina).

"Katanya kalau ke kanan lebih jauh akhirnya kami ikut jalur itu dan kami berhadapan dengan orang-orang kulit hitam (jemaah asal Afrika). Kemudian di maktab-maktab yang kiri kanannya sudah dikunci, kami menemui stuck karena di depan ada mobil mogok dinaiki orang-orang hitam," ujar Apep saat ditemui wartawan Liputan6.com Wawan Isab Rubiyanto di Maktab 7, Mina Jadid, Jumat 26 September 2015.

Saat melihat orang-orang kulit hitam menaiki mobil mogok, dari arah berlawanan orang kulit hitam menyerang (merangsek) semua untuk masuk sehingga jemaah haji dari arah depan dan arah belakang berhadap-hadapan.

Apep mengaku berada di barisan paling depan saat tragedi Mina terjadi. "Saya paling depan. Akhirnya kita berhadapan seperti ini, kemudian korban jatuh-jatuh di situ. Saya sampai 3 kali jatuh termasuk istri saya, kemudian saya menarik istri saya, jatuh lagi sampai 3 kali. Pinggang saya terinjak sama orang kulit hitam yang sudah lepas kain ihramnya," tutur Apep.

Setelah meminta pertolongan, seorang jemaah kulit putih menarik Apep. Dia pun bisa berdiri dan menolong istrinya dengan menariknya dari kerumumnan jemaah.

"Tapi susah, saya tarik lagi. Kemudian 10 meter dari situ, istri saya yang kuat, saya pingsan," ucap Apep.

Dari 45 jemaah kini tinggal 21 orang yang ada di Maktab 7. Sedangkan keluarga Apep yang menjadi korban ada 10 orang, saat ini tinggal 6 orang. Empat orang lainnya belum diketahui keberadaannya.

Menurut Apep, dia belum mengetahui kondisi maupun keberadaan teman ataupun keluarganya. Dia sempat melihat mereka di klinik dekat Jamarat. Apep sempat menggoyang-goyang tubuh temannya, tapi tidak merespon. "Sudah ngga, menoleh aja," jelasnya dengan suara parau.

Jumat malam, seorang temannya berhasil dikembalikan ke maktab. "Keluarga sudah menanyakan semua," katanya setengah terisak.

Tragedi Mina terjadi pada Kamis 24 September 2015, saat jemaah haji hendak melaksanakan lempar jumrah di Jalan 204. Tragedi itu menyebabkan lebih dari 700 jemaah haji meninggal, dan lebih dari 800 lainya luka-luka. Berikut video kesaksian Apep Wachyudin tentang peristiwa yang dialaminya saat tragedi Mina.

(Sun)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya