Liputan6.com, Jakarta - Masih jelas di ingatan kecelakaan maut antara Kopaja 612 jurusan Kampung Melayu-Ragunan dengan sepeda motor. Aksi ugal-ugalan sang sopir tembak membuat pasangan suami istri dan bayi dalam kandungannya tewas.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, budaya ugal-ugalan para sopir angkutan umum, termasuk Kopaja tentu bukan tanpa alasan. Bagi dia, sistem setoran memiliki andil besar dan membuat para sopir tertindak ugal-ugalan.
"Inti permasalahan itu ada di sistem setoran. Kenapa dia ugal-ugalan, karena dia ngejar setoran," kata Andri saat dikonfirmasi, Sabtu (19/9/2015).
Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah menyiapkan sistem untuk menanggulangi masalah setoran angkutan umum. Angkutan umum yang mau bergabung dengan PT Transjakarta akan dibayar dengan rupiah per kilometer. Sehingga tidak perlu lagi memikirkan setoran.
Hanya saja, belum seluruh angkutan umum di Jakarta mau bergabung. Kopaja yang menyatakan diri ikut sistem PT Transjakarta juga tak kunjung mengoperasikan bus baru mereka.
Kini, Andri hanya bisa mengimbau para pemilik angkutan umum untuk merawat kendaraan mereka. Bila tak juga diindahkan, satgas bentukan Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP siap menindak.
"Kita imbau Kopaja agar merawat dan melatih sopirnya supaya tidak ugal-ugalan. Kalau ugal-ugalan kita akan tindak karena kini sudah ada Satgas Tatib. Siapa pun yang melanggar pasti akan ditertibkan," tutup Andri.
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Warung Jati, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 September 2015. Kopaja yang dikemudikan Budi Wahono (26) diduga mengalami rem blong.
Karena tidak bisa mengendalikan Kopaja, Budi lalu menabrak sepeda motor yang ditumpangi Gunawan, istrinya yang tengah hamil, dan sang anak Aldo.
Pasangan suami istri itu tewas di tempat, sedangkan Aldo sempat dirawat di RS JMC dan sempat kritis. Sedangkan Budi ditetapkan sebagai tersangka. (Ron/Ado)
Kadishub DKI: Sistem Setoran buat Sopir Angkutan Ugal-ugalan
Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah menyiapkan sistem untuk menanggulangi masalah setoran angkutan umum.
diperbarui 19 Sep 2015, 14:15 WIBSopir ini protes dan tidak terima ditilang untuk kedua kalinya, karena sebelumnya ia sudah ditilang oleh polisi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jawa Tengah - DIYJoko Pinurbo Berpulang, Sirat Rindu Dalam Perjamuan Khong Guan
10
Berita Terbaru
Syukuran Kemenangan Prabowo-Gibran di Berau, Dua Kerajaan Hadir
Kisah Mbah Kholil Bangkalan Dituduh Mencuri dan Diragukan Kewaliannya oleh Teman Pondoknya
Pemilik Rumah Ungkap Awal Perkenalannya dengan Brigadir RAT
Garut Magnitudo 6,5 Guncang Garut, Dipicu Aktivitas Lempeng Indo-Australia
Gempa Magnitudo 6,5 Goyang Garut Tak Berpotensi Tsunami
Klasemen MotoGP 2024: Jorge Martin Asapi Rival usai Balapan Banjir Korban di Jerez
Penumpang Kapal Mendadak Melompat ke Laut di Perairan Pulau Rimau
Seorang Wanita Paruh Baya Ditemukan Tewas di Kamar Kos Tulungagung, Polisi Olah TKP
Gempa M 6,5 Bikin Panik Warga Garut, Terasa di Banten hingga Jateng dan Yogyakarta
Keluarga Brigadir RAT Terima Hasil Visum
Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Kabupaten Garut, Terasa di Jakarta
Gempa Garut Magnitudo 6,5 Getarkan Jakarta hingga Bandung, Tak Berpotensi Tsunami