Liputan6.com, Jakarta - Memurnikan air kotor merupakan proses yang sangat sulit dan mahal, terlebih lagi di negara-negara berkembang yang hanya menggelontorkan sedikit uang untuk riset semacam ini.
Dikutip dari laman Science Alert, Kamis (17/9/2015), tim peneliti di Universitas Alexandria, Mesir mengembangkan prosedur pemurnian air laut menggunakan teknik desalinasi yang disebut pervaporasi, dimana mampu menghilangkan garam dari air laut dan membuatnya layak minum.
Membran sintetik yang dibuat secara khusus digunakan untuk menyaring partikel garam dan zat atau unsur lainnya yang berukuran besar, sehingga semua unsur tersebut hilang menguap, dan kemudian sisanya memanas, menjadi uap air, dan kembali mengental menjadi air bersih.
Membran itu dapat dibuat di laboratorium manapun menggunakan bahan murah yang tersedia di area setempat, dan bagian penguapan dari proses tersebut tidak memerlukan listrik. Artinya, metode baru ini murah dan cocok untuk daerah tanpa listrik reguler.
Teknik ini tidak hanya memungkinkan berlangsungnya desalinasi air laut, tetapi juga mampu menghilangkan limbah dan unsur atau zat lainnya. Para peneliti yang terdiri dari beberapa bidang keahlian, seperti oseanografi, teknik kimia, teknik pertanian, dan rekayasa biosistem hadir dengan solusi. Karya mereka kini telah diterbitkan dalam jurnal Water Science and Technology.
"Teknologi yang diterapkan dalam penelitian ini jauh lebih baik daripada reverse osmosis, teknologi yang saat ini digunakan di Mesir dan sebagian besar negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Teknologi ini memungkinkan desalinasi air laut dengan konsentrasi garam tinggi secara efektif seperti di Laut Merah, dimana biaya desalinasi lebih mahal, namun hasilnya kurang," kata Helmy El-Zanfaly, profesor di Pusat Penelitian Nasional Mesir.
Sayangnya, bagi mereka yang sedang menunggu teknologi semacam ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, sebelum teknologi ini ditindaklanjuti.
Para peneliti yang mengerjakan proyek ini harus menyiapkan uji coba yang membuktikan kebenaran teori mereka dalam skala besar. Selain itu, ada juga isu tentang penanganan limbah yang dihasilkan dari proses teknologi ini.
Kendati demikian, teknologi baru semacam ini berdampak besar pada kehidupan jutaan orang. Menurut Water.org, sekitar 750 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum bersih, sebuah masalah yang menyebabkan kematian sekitar 840.000 orang setiap tahunnya.
(why/isk)
Teknologi Anyar Ini Ubah Air Laut Jadi Air Minum
Peneliti di Universitas Alexandria, Mesir mengembangkan prosedur pemurnian air laut menggunakan teknik desalinasi yang disebut pervaporasi.
diperbarui 17 Sep 2015, 09:23 WIBAir bersih hasil pemurnian. Foto: fastcoexist
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 Energi & TambangHarga Emas Antam Hari Ini Anjlok Rp 15.000 per Gram, Mau Borong?
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Brutal! 6 Jamaah Tewas Ditembak dalam Masjid Afghanistan
3 Pelatih yang Jadi Sorotan Volimania di Proliga 2024 Pekan ke-1
KPU Absen di Panel 3 Sengketa Pileg 2024 Hari Ini, MK: Mahkamah Dianggap Tidak Penting?
Seperti Halang Rintang, Ini 10 Potret Polisi Tidur yang Sulit Dilalui
Energi Mega Persada Kantongi Laba Rp 286,38 Miliar pada Kuartal I-2024
Kata Jokowi soal Disebut Kaesang Akan Bantu Kampanye PSI di Pilkada 2024
Pasang Lampu di Mobil Jepang, Autovision Ikut Berlaga di JDM Funday Mandalika 2024
Tampil Stylish, Ini Momen Liburan Shandy Aulia di Seoul yang Makin Menawan
Bersejarah, Makanan hingga Tembakau Deflasi Usai 3 Tahun Beruntun Sumbang Inflasi
Netting Adalah Pukulan Halus Mendekati Net, Begini Cara Melakukannya
BRI Sabet Penghargaan Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024
Harga Saham Starbucks Tersungkur Usai Rilis Laporan Keuangan