Politisi PDIP: PAN Gabung Pemerintah Berkat Ajakan Megawati

Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, dukungan tersebut tidak berlandaskan kepentingan politik, seperti meminta jatah kursi menteri.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Sep 2015, 12:59 WIB
Presiden Jokowi (kanan) bersama Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Hanura Wiranto bersiap memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2015). PAN menyatakan resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Politisi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan, ada pengaruh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait 'merapatnya' Partai Amanat Nasional (PAN) ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Bu Mega yang goda terus. Hari Konstitusi kemarin Bu Mega goda lagi Pak Zul (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan), mau tidak gabung?" kata Masinton, dalam diskusi bertema "Mendadak Plin-PAN", di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).

Anggota Komisi III DPR itu menegaskan, saat 'menggoda' PAN, telah diberitahu lebih dulu ada pembagian kekuasaan. Menurut dia, dalam politik tidak mungkin ada dukungan kosong semata.

"Karena apapun ada power sharing. Kita tak bisa katakan ini dukungan kosong saja. Tapi yang bagi sana," kata Masinton.

Pada kesempatan berbeda, ‎Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, dukungan PAN tidak berlandaskan kepentingan politik, seperti meminta jatah kursi menteri. Namun atas dasar kepentingan rakyat bersama.

"‎Soal reshuffle di luar wewenang PAN. Kita enggak pernah bicara ke Pak Jokowi. Kita sama-sama perbaiki nasib rakyat, siapa menteri dari PAN belum pernah kita bahas, dan enggak didasari barter bargaining kursi menteri," tegas Yandri di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat 4 September lalu.

Jalinan Suami Istri

Sementara pada kesempatan sama, anggota ‎Koalisi Merah Putih (KMP) menilai, dukungan PAN kepada pemerintah Jokowi-JK kurang efektif. Sebab saat dukungan diberikan, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terus menguat.

"Ketika PAN declare ke pemerintah Rp 14.086, kemarin Rp 14.300, tak ada artinya PAN dukung tapi dolar kuat lagi. Bila pasar sambut positif harusnya dolar turun. Artinya, pasar sambut baik dengan sendirinya gugur," kata Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo.

Bambang mengatakan, ‎PAN menyatakan bergabung demi memberikan kontribusi karena terus terjadi penurunan ekonomi. Namun, pernyataan tersebut dinilainya hanya retorika. Ia yakin niat partai berlambang matahari itu mengincar jabatan atau kursi menteri.

"Pak Amien bilang sudah kena rayuan maut dengan ditawari 1-2 kursi, itu cerita yang selama ini beredar. Tujuan untuk Indonesia lebih baik, dalam politik tidak begitu, tapi siapa dapat apa. Kita bukan anak gede baru kemarin sore, kita bisa baca itu hanya retorika buang badan," tuding dia.

‎Anggota Komisi III DPR ini mengibaratkan, hubungan PAN dengan KMP bak suami istri yang sedang tahap jenuh. Ia pun mengingatkan, berdirinya KMP karena Partai Gerindra dan PAN mengusung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.

"Yang tinggalkan panggung malah partai yang didukung KMP. Ini bicara etika politik saja. Mungkin etika tak dipikirkan ketika ada tujuan lebih besar lagi," imbuh dia.

"Bagi KMP, KMP tidak marah. Ibarat rumah tangga, mungkin PAN bosen, bangun tidur lihat itu lagi. PAN sedang pindah ke lain body, tapi hati masih sama. Mudah-mudahan PAN kembali ke kami. Kami harapkan godaan maut bisa terealisir, tapi kalau tidak ya ibarat suami-istri ya, kami mau terima kembali," tandas Bambang.

Keputusan bergabungnya PAN ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau pemerintahan Jokowi-JK disampaikan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan disambut baik oleh Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Rabu 2 September lalu.

Jokowi mengatakan, bergabungnya PAN bersama pemerintah kembali memperkuat persatuan bangsa. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan perekonomian global. (Rmn/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya