Sambut Jemaah Haji, BPHI Siapkan Klinik Satelit

BPHI membentuk klinik satelit di pemondokan yang ditempati lebih dari 2 kloter jemaah haji Indonesia.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 04 Sep 2015, 18:28 WIB
Kantor Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekah. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Mekah - Kota Mekah, Arab Saudi, secara bertahap mulai dipenuhi jemaah calon haji dari Tanah Air. Sebanyak 9.961 anggota jemaah yang tergabung dalam 24 kelompok terbang (kloter) akan tiba di Mekah, Arab Saudi, hari ini. 13 Kloter datang dari Madinah, sedangkan 11 kloter datang dari Jeddah.

Di hari kelima kedatangan jemaah dari Madinah ke Mekah, sudah 23 jemaah haji dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) sejak pertama kali kedatangan mereka di Mekah. Mereka usai menjalani ibadah arbain di Masjid Nabawi, Madinah. Hal ini disampaikan Kasi Kesehatan BPHI Daerah Kerja (Daker) Mekah Thafsin Alfarizi.

Selain itu ada 3 calon haji Indonesia yang dirujuk ke RS Arab Saudi (RSAS) An-Nur, lantaran kondisinya tidak memungkinkan dilakukan perawatan. "Segera kami rujuk agar kondisinya lebih baik. Rata-rata jemaah berpenyakit jantung dan saluran pernapasan," ungkap Thafsin di Mekah, Jumat (4/9/2015).

BPHI telah menempatkan tenaga penghubung yang direkrut secara khusus untuk ditempatkan di 5 RSAS. Di antaranya, RSAS An-Nur, RSAS Al-Zaheer, dan RSAS King Faishal. "Kalau ada jemaah sakit di kloter dan sektor yang mau dirujuk ke RSAS, bisa langsung berhubungan dengan mereka, ada petugas BPHI yang standby 24 jam," jelas Thafsin.

Klinik Satelit

Selain penempatan petugas BPHI, untuk mempercepat proses layanan kesehatan kepada jemaah, BPHI membentuk klinik satelit di pemondokan yang ditempati lebih dari dua kloter jemaah haji Indonesia. Jika satu gedung misalnya ditempati oleh 4 kloter, maka dibentuk klinik satelit kloter.

"Tenaga kesehatan berjaga 24 jam akan melayani jemaah selama 24 jam, lintas kloter. Jika tidak ada pasien, petugas kesehatan akan melakukan visitasi dan upaya preventif-promotif," jelas dia.

"Ini langkah pencegahan supaya pemantauan kita lebih cepat. Klinik satelit itu seperti puskesmas pembantu, kloter itu seperti puskesmas, sedang BPHI seperti rumah sakit kabupaten/kota," jelas Thafsin mengibaratkannya.

Menurut dia, Klinik Satelit dibangun agar pelayanan kesehatan bisa dilakukan secara cepat dalam 24 jam. Dan untuk memudahkan akses jemaah haji, lokasi klinik satelit ditempatkan di tempat-tempat strategis.

Berikut beberapa tempat yang akan disiapkan sebagai klinik satelit:

- Sektor 1 ada 6 Klinik Satelit: gedung 101 (kamar 105), gedung 102 (lantai Mezzanine/M), gedung 103 (lantai M), gedung 104 (belum ada jemaah), gedung 105 (lantai M), dan gedung 106 (kamar 117)

- Sektor 4 ada 6 klinik satelit: gedung 401 (lantai M), gedung 403 (lantai 1), gedung 405 (lantai 6), gedung 407 (lantai 6), gedung 408 (lantai M), dan gedung 410 (lantai M).

(Ans/Yus) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya