Liputan6.com, Jayapura - Kematian dua pemuda Suku Kamoro di Kabupaten Mimika, Papua telah menyisakan duka mendalam. Kedua pemuda itu tewas akibat tembakan anggota TNI.
Agar peristiwa ini tidak terulang lagi, Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) mengingatkan agar aparat keamanan tidak lagi membunuh warga Suku Kamoro yang merupakan pendukung setia Merah Putih.
"Lain kali ke depan dan di masa yang akan datang, bapak-bapak dorang jangan bikin lagi kepada anak-anak kami dan orang tua kami Suku Kamoro dari Nakai sampai Farifi. Kami adalah bangsa Indonesia, Merah Putih. Jangan nodai kesetiaan orang Kamoro terhadap Merah Putih. Cukup sudah, jangan terulang lagi," kata Wakil Ketua Lemasko Marianus Maknaipeku di Timika seperti dikutip dari antaranews, Senin (31/8/2015).
Marianus mengajak semua pihak untuk bersama membangun Tanah Papua dan Tanah Mimika dengan hati tulus dan kasih yang besar, sesuai prinsip yang dipegang teguh warga Suku Kamoro secara turun temurun yaitu "Nimao Witimi" (saya sayang semua orang, semua orang sayang saya).
Mantan anggota DPRD Mimika periode 2004-2009 itu menilai, warga Suku Kamoro semakin tergeser, malah telah dirampas hak-haknya di negeri mereka sendiri.
Sekretaris Komisi I DPR Papua Mathea Mameyao mempertanyakan alibi yang dikemukakan pihak tertentu bahwa kasus penembakan terhadap warga Kamoro di kompleks Gereja Katolik Koperapoka pada Jumat 28 Agustus lalu, dipicu oleh ulah warga yang hendak merampas senjata api dari oknum anggota TNI AD.
"Saya dengar anak-anak Kamoro melakukan tindakan melawan hukum. Katanya mereka mau rampas senjata. Saya sama sekali tidak percaya itu, karena pada dasarnya orang Kamoro itu penakut. Mereka tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu," ujar Mathea yang merupakan putri Suku Kamoro.
Mathea mendesak berbagai lembaga dan organisasi untuk melakukan investigasi secara terbuka dan transparan atas kasus tersebut.
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau ini menimpa saudara-saudara dari suku lain, apa yang akan terjadi di atas tanah ini. Dengan keterbelakangan orang Kamoro, jangan saudara-saudara gunakan untuk menindas kami," tandas Mathea.
Dia mengatakan, penembakan terhadap sejumlah warga Suku Kamoro beberapa hari lalu sangat mencederai kepercayaan masyarakat setempat terhadap aparat TNI dan pemerintah.
Padahal warga Suku Kamoro merupakan pendukung setia Merah Putih sejak Papua kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi pada periode 1960-an.
Sementara itu Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke Brigjen TNI Supartodi menegaskan, oknum anggota TNI AD yang menembak dua warga Suku Kamoro akan diadili di Timika.
"Saya sudah meminta agar mereka diadili dan dihukum di Timika. Keadilan dan hukum harus ditegakkan. Tidak ada yang tutup-tutupi dan tidak boleh ada campur tangan dari dalam maupun dari luar," ujar Brigjen Supartodi. Hingga kini, lanjut Supartodi, Sub Denpom XVII/Cenderawasih masih menyelidiki kasus penembakan ini. (Sun/Sss)
Lembaga Adat Suku Kamoro: Jangan Ada Penembakan Lagi
Mathea mendesak berbagai lembaga dan organisasi untuk melakukan investigasi secara terbuka dan transparan atas kasus penembakan itu.
diperbarui 31 Agu 2015, 13:35 WIBTarian kolosal di Skow, Merauke, Papua yang masuk dalam perbatasan Indonesia-Papua Nugini. (Liputan6.com/Katharina Janur)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bos Microsoft Soroti Jumlah Pertumbuhan Developer Indonesia, Proyeksi Masuk 5 Besar GitHub Global
Pupuk Kaltim Siap Sebar 1 Juta Ton Lebih Pupuk Subsidi di 13 Provinsi, Ini Rinciannya
May Day 2024, 2.500 Buruh Tangerang Bakal Demo ke Jakarta
Apa Arti Moodyan? Ketahui Ciri-Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Gugat Hasil Pileg ke MK, PKB Minta Hilangnya 1 Suara di Halmahera Utara Dikembalikan
Sampah TPA Cipayung Longsor ke Kali Pesanggrahan, Jalan dan Rumah Warga Terisolir
VIDEO: Presiden Jokowi Bersama Sejumlah Menteri Nobar Laga Timnas U-23 di Istana Negara
Polri Ungkap Modus Judi Online Usai Ramai Diblokir
Jangan Sia-siakan Amalan Ini! Pahalanya Lebih Utama dari 2 Kali Haji dan 20 Kali Umrah
6 Jawaban Murid Campur Indonesia di Soal Bahasa Inggris Ini Bikin Elus Dada
LPS Bayar Kalim Simpanan 42.248 Nasabah, Totalnya Rp 237 Miliar
Dua Produser Pick Me Trip in Bali Dideportasi Pihak Imigrasi, Hyoyeon SNSD dkk Sudah Pulang ke Korea