Usai Salat, Calon Haji Asal Sukabumi Wafat di Masjid Nabawi

Almarhumah tergabung dalam kloter 7 asal embarkasi Jakarta Bekasi (JKS).

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 26 Agu 2015, 21:24 WIB
Suasana di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Madinah - Setelah 2 hari menginjakkan kaki di Kota Madinah, Ooy Rukoyah (55) meninggal dunia di dalam Masjid Nabawi. Jemaah calon haji asal Kampung Cicadas, Sukabumi, Jawa Barat, ini menghembuskan napas terakhir usai menunaikan salat sunah qabliyah (sunah sebelum salat wajib).

Rukoyah wafat pada Rabu (26/8/2015) pukul 04.00 waktu setempat. Dia disebut terkena serangan jantung.

Almarhumah tergabung dalam kloter 7 asal embarkasi Jakarta Bekasi (JKS). Dia tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMMA), Madinah pada Senin 24 Agustus 2015.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah Darmawali Handoko menyatakan, pihaknya akan mengklarifikasi terlebih dahulu informasi terkait meninggalnya jemaah calon haji asal Sukabumi tersebut.

"Soal penyebab pasti kematiannya masih kita telusuri, tapi hasil cek medis awal akibat serangan jantung. Kita akan coba mengklarifikasi terlebih dahulu," kata Darmawali di Kantor Balai Pengobatan Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi, Rabu (26/8/2015).

Dalam sertifikat kematian yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi tercatat, Rukoyah memiliki kolesterol tinggi sejak di Tanah Air. Hal ini disebut sebagai pemicu dari serangan jantung yang membuatnya meninggal dunia.

Rukoyah menjadi jemaah calon haji ketiga asal Indonesia yang meninggal dunia di Madinah. Sebelumnya, seorang jemaah calon haji asal Pacitan, Jawa Timur bernama Suparti binti Kasan Somin Kromoharjo (70) wafat di Hotel Mawaddah Shofwat Madinah.

Kemudian Chamdanah Kalam Hasyim binti Kalam (56) asal Surabaya, Jawa Timur. Chamdanah meninggal dalam pesawat sebelum tiba di Bandara AMMA, Madinah.

Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Jasam menjelaskan, bila ada jemaah yang meninggal dunia, pemerintah akan menanggung biaya untuk membadal (menggantikan jemah haji dengan orang lain) jemaah tersebut.

"Nanti kita akan mendata berapa orang yang meninggal untuk dibadalkan, berapa jemaah yang tidak mungkin dibawa ke Arafah atau berapa orang yang koma (di rumah sakit). Setelah mendapat data valid kemudian mencari orang yang bisa membadalkannya," jelas Nasrullah. (Ali/Ado)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya