Efek Musik Sama Seperti Bius, Menenangkan Pasien Usai Operasi

Musik adalah pengobatan non-invasif yang paling aman, yang harus disediakan rumah sakit untuk pasien yang akan jalani operasi.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Agu 2015, 14:00 WIB
Musik adalah pengobatan non-invasif yang paling aman, yang harus disediakan rumah sakit untuk pasien yang akan jalani operasi.

Liputan6.com, Jakarta - Musik dianggap obat paling murah dan aman yang berguna mengurangi rasa sakit saat individu jalani operasi. Setelah operasi pun pasien merasa lebih bahagia.

Setelah para peneliti dari Brunel University London and Queen Mary University London melihat data dari 7.000 orang pasien di 73 percobaan, mereka menyerukan agar rumah sakit tidak hanya memberi obat atau menyuntikkan bius ke pasien yang akan jalani operasi pembedahaan. Tapi juga memberi para pasien musik yang sedap didengar.

Sepuluh hingga 24 jam setelah operasi, rata-rata pasien yang mendengar musik tidak merasakan nyeri yang menyiksa ketimbang mereka yang tidak mendengar musik sama sekali. Mereka pun hanya membutuhkan sedikit obat penghilang rasa sakit.

Penelitian yang telah diterbitkan ke dalam Jurnal Lancet tidak menyebut alasan pasti musik memiliki efek sangat besar seperti itu. Namun yang jelas, mendengar musik setiap saat memiliki efek jangka panjang yang tak terduga. Terlebih bagi pasien yang diberi izin memilih sendiri jenis musik sesuai selera mereka.

"Musik adalah pengobatan non-invasif yang paling aman, yang harus disediakan rumah sakit untuk pasien yang akan jalani operasi. Pasien harus diizinkan memilih sendiri jenis musiknya, untuk memaksimalkan manfaatnya," kata Dr Catherine Meads dari Brunel University dikutip dari situs Daily Mail, Kamis (13/8/2015).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya