Jokowi Minta Subsidi Energi Ditinjau Ulang

Presiden Jokowi menginstruksikan agar asumsi dasar ekonomi makro mengikuti perkembangan ekonomi terkini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Agu 2015, 19:55 WIB
Penetapan Pemerintah terkait harga premium menjadi Rp 6.600 per liter mendapat perlakuan berbeda khusus wilayah Jawa-Madura dan Bali. Di Pulau Jawa, harga premium menjadi Rp 6.700,- dan di Bali Rp 7.000. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin sidang kabinet paripurna yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Saat membuka rapat, Jokowi menginstruksikan agar asumsi dasar ekonomi makro mengikuti perkembangan ekonomi terkini. “Kita ingin agar nantinya semuanya dipasang secara realistis,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/8/2015) sore.

Adapun mengenai masalah subsidi listrik, subsidi BBM dan non energi, Jokowi meminta harus lebih dikalkulasi lagi agar bisa tepat sasaran.

Sedangkan untuk transfer daerah dan dana yang dialokasikan untuk desa, mantan Walikota Solo itu memerintahkan kepada para menteri agar lebih besar dibandingkan dengan belanja di kementerian/lembaga.

“Ini juga hati-hati di sisi pengawasan, di sisi controlling di lapangan harus terus dilakukan,” pinta Presiden Jokowi.

Terkait penyaluran bantuan sosial di 2016, Jokowi mengharapkan agar dapat lebih fokus pada bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan juga bidang pengurangan kemiskinan.

Sidang kabinet paripurna ini dihadiri oleh para menteri kabinet kerja, Wakapolri Komjen Budi Gunawan, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. (Yas/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya