Liputan6.com, Jakarta - UPT Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta memberlakukan tarif parkir tetap (flat) di wilayah parkir pinggir jalan (on street) sejak 1 Agustus 2015. Namun kebijakan ini justru dinilai keliru oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Enggak (benar)," ucap Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (4/8/2015).
"Teknik kita seharusnya adalah bagaimana membuat TPE (terminal parkir elektronik) ada di seluruh Jakarta. Karena intinya parkir, harusnya, makin ke tengah, semakin mahal. Jamnya harus lebih mahal. Jadi intinya seperti itu. Jadi kalau nambah mahal, akan mendorong orang tidak masuk ke tengah kota, akan parkirnya di luar. Ini teorinya," papar dia.
Menurut Ahok, kebijakan tarif parkir tetap tidak menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta. Hal itu, kata dia, justru akan menimbulkan kemacetan di berbagai titik karena banyak kendaraan yang parkir tanpa batas.
"Itu total salah. Itu yang akan membuat orang taruh (kendaraan) enggak pergi-pergi. Konsep parkir kan harusnya membuat orang kapok. Enggak boleh lama. Kamu kalau di tengah kota, kalau parkir lama, itu masalah," ujar pria berkacamata itu.
Menurut dia, aturan soal tarif parkir flat ini jelas bertentangan dengan konsep penataan transportasi di Jakarta. "Prinsipnya seluruh Jakarta, makin di tengah, enggak boleh ada parkir seperti itu. Karena kan mau dorong orang mau parkir di luar. Naik bus, masuk," pungkas Ahok.
Penerapan tarif parkir on street sebenarnya sudah diatur dalam Pergub No 179 tahun 2013 tentang Tarif Perparkiran. Dengan adanya pergub ini, pengendara yang parkir di pinggir jalan dikenakan biaya parkir flat (tetap) dari yang sebelumnya gratis.
Berdasar Pergub No 179 tahun 2013, tarif parkir on street, yakni Rp 1.000 untuk sepeda, Rp 2 ribu untuk sepeda motor, Rp 3 ribu untuk mobil, dan Rp 4 ribu untuk bus dan truk. (Ndy/Mut)
Ahok: Parkir di Pinggir Jalan Pakai Tarif Flat Itu Salah Total
UPT Parkir Dishub DKI Jakarta memberlakukan tarif parkir tetap (flat) di wilayah parkir pinggir jalan (on street) sejak 1 Agustus 2015.
diperbarui 04 Agu 2015, 12:23 WIBGubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram dengan harga barang di JakBook dan Edu Fair 2015 lebih mahal dari harga pasaran, Jakarta, Senin (27/7). Ahok menghimbau agar warga tidak lagi belanja dipameran tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kementerian ESDM Bersama KLHK Berikan Penghargaan Energi dan Lingkungan kepada Generasi Muda Inovatif
Kasus Pencurian TBS Kelapa Sawit Tak Terkendali, Polisi Diminta Turun Tangan
6 Potret Kejutan Ultah Ibu Sambung Olla Ramlan ke-71, Tetap Bugar dan Awet Muda
Soal Peluang PKS Gabung Koalisi, Ketum Projo: Itu Hak Pak Prabowo
Teknik Pemenggalan Kalimat Lagu dan Pengucapan Kata yang Jelas Disebut, Ini Penjelasannya
IHSG Dibuka Perkasa, Sektor Saham Transportasi Bukukan Kenaikan Tertinggi
3 Cara Maksimalkan Fitur Galaxy AI Bahasa Indonesia, Biar Komunikasi dan Produktivitas Makin Lancar
Krisis Pria Pewaris Takhta Kekaisaran Jepang, 90 Persen Warga Dukung Wanita Masuk Daftar Suksesi
Djarum hingga Wings Group Bakal Investasi di IKN, Berapa Nilainya?
Dahsyatnya Puasa Senin Kamis, Dibukakan Pintu Surga Ar-Rayyan di Hari Kiamat
3 Alasan Darius Sinathrya Jengkel ke Wasit Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Semua Terkait VAR
Gunung Ruang Berstatus Awas, Bandara Sam Ratulangi Manado Kembali Ditutup