Begini Skenario Manajer PSS Hindari Sanksi Sepak Bola Gajah

Suparjiono aktor di balik sepak bola gajah.

oleh Yanuar H diperbarui 30 Jul 2015, 19:56 WIB
PSS Sleman (Bola.com/Vincensius Sawarno

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah mulai berani menunjuk manajer PSS Sleman, Suparjiono, sebagai sosok yang menginstruksikan "sepak bola gajah", para pemain membuka cerita lainnya. Sebelum diperiksa Komisi Disiplin PSSI, para pemain PSS Sleman mengaku di-briefing terlebih dahulu.
 
Empat pemain PSS Sleman yaitu Satrio ( back kanan PSS Sleman)  Ridwan (Gelandang PSS Sleman)  Moniaga (Striker PSS Sleman) dan Ronald (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan bagaimana peran Suparjiono dalam kasus "sepak bola gajah".  Menurut para pemain PSS, Suparjiono meminta mereka memberi keterangan kepada PSSI sesuai dengan instruksi dia.    

Sebelum berangkat ke Jakarta untuk memberi keterangan kepada PSSI, para pemain dikumpulkan terlebih dahulu di mess. Kemudian, menurut para pemain PSS, skenario disusun oleh Suparjiono dalam pertemuan itu untuk menjawab pertanyaan dari PSSI atas kasus "sepak bola gajah".    

"Ceritanya, saat itu kita dipanggil kan ada dua kloter untuk bertemu PSSI di Jakarta. Jadi, memang sudah diskenariokan. Kami tidak bisa apa-apa, kondisi kami serba bingung. Kalau mas jadi kami tentu juga akan sama," papar Satrio dalam acara Kupas Tuntas di Hotel Merapi Merbabu Yogyakarta Rabu (29/07/2015) malam WIB.

Lanjut ke halaman berikutnya>>>

 

2 dari 2 halaman

Menyalahkan Sekretaris Tim PSS

Laga “sepak bola gajah” terjadi di babak delapan besar divisi utama Grup 1 pada Minggu 26 Oktober 2014 antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Mereka mengaku diinstruksikan oleh manajer PSS, Suparjiono, agar tak bertemu dengan Borneo FC demi peluang lolos ke Indonesia Super League.

Sementara itu, Ridwan (eks Gelandang PSS Sleman) mengatakan, Suparjiono, membuat skenario dalam keterangan ke PSSI. Salah satu kesaksian yang diskenariokan adalah instruksi gol bunuh diri dari pinggir lapangan dilakukan oleh sekretaris tim Ery Febriyanto atau sering dipanggil Ableh. Padahal, sebenarnya instruksi datang dari Suparjiono.

Beberapa pemain PSS akhirnya sepakat untuk membuka tabir sepakbola gajah agar kasus ini bisa terungkap. Para pemain PSS berharap dengan dibukanya fakta ini, sanksi bisa dihapus dan nama baik mereka tak tercoreng lagi.

"Pak Suparjiono ada di pinggir lapangan. Tapi yang diminta namanya disebut Ableh, Sekretaris Tim," jelas Ridwan.

"Kami ini para pemain adalah korban dari drama Manajemen. Kami ingin kebenaran terungkap dan sanksi kami di hapuskan," terangnya. (Fat/Win)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya