DPR Bahas Panglima TNI dan Kepala BIN Besok

Pembahasan cepat dilakukan agar tidak ada kekosongan jabatan pada 2 lembaga tersebut karena pimpinannya memasuki masa pensiun.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 15 Jun 2015, 12:31 WIB
Setya Novanto (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - DPR akan menggelar rapat pimpinan untuk membahas pengajuan calon Panglima TNI dan calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pembahasan cepat dilakukan agar tidak ada kekosongan jabatan pada 2 lembaga tersebut karena pimpinannya memasuki masa pensiun.

"Tentu segera mengadakan rapat pimpinan hari Selasa (besok)," kata Ketua DPR Setya Novanto di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/6/2015).

Usai menggelar rapat pimpinan, anggota dewan akan mengadakan rapat Badan Musyawarah (Bamus) untuk menentukan sidang paripurna.‎ Rapat Bamus ini bakal digelar dalam waktu dekat, mengingat bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari.

"Tentu secara prosedural akan masuk ke paripurna dan dibawa ke Bamus. Dari Bamus dirapatkan bersama pimpinan dan pimpinan fraksi dan dari Bamus, baru kita berikan ke Komisi I. Karena puasa akan segara mungkin mengatur rapat dengan pimpinan fraksi," ujar Setya.

Tim Pengawas Intelijen

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan Tim Pengawas Intelijen telah terbentuk. "Peraturan DPR-nya sudah disahkan, tinggal Komisi I nanti mengusulkan nama-nama yang akan duduk di tim pengawas intelijen DPR ini," kata Mahfudz.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut menuturkan anggota Tim Pengawas Intelijen terdiri dari perwakilan setiap anggota fraksi di DPR ditambah dengan Pimpinan Komisi I. "Kurang lebih sekarang 14," tutur dia.

Menurut dia, salah satu tujuan dibentuknya Tim Pengawas Intelijen, untuk mengawasi adanya dugaan penyimpangan oleh intelijen negara.

"Badan pengawas intelijen yang dibentuk oleh DPR itu adalah tim pengawas yang dibentuk mewakili publik untuk mengawasi, termasuk melakukan penyelidikan manakala ditemukan indikasi penyimpangan berkenaan tugas pokok fungsi intelijen," ungkap Mahfudz.

Dia menjelaskan Tim Pengawas BIN akan bekerja secara kasuistik atau baru bekerja jika terjadi dugaan penyimpangan.

"Jadi tim itu dibentuk tetapi dia bekerja dengan kasus tertentu," tandas Mahfudz Siddiq.

Presiden Jokowi memilih Sutiyoso menjadi calon tunggal kepala BIN guna menggantikan Marciano Norman yang akan memasuki masa pensiun.

Mantan Gubernur D‎KI Jakarta itu menyatakan kesiapannya menjadi calon Kepala BIN. Terlebih, saat masih bertugas di Kopassus, pria yang akrab disapa Bang Yos itu pernah mengemban tugas yang berkaitan dengan intelijen.

Jokowi juga telah memilih Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Moeldoko. (Bob/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya