Yunani dan Rencana Kenaikan Suku Bunga Tekan Wall Street

Federal Reserve diprediksi akan mulai menaikkan suku bunga jangka pendeknya pada akhir tahun ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Jun 2015, 04:31 WIB
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) dipicu kekhawatiran tentang masalah utang Yunani dan kepastian waktu kenaikan suku bunga AS.

Melansir Wall Street Journal, indeks Dow Jones Industrial Average turun 79 poin (0,46 persen) ke posisi 17.771. Indeks S & P 500 kehilangan 12 poin (0,6 persen) menjadi 2.081. Sementara indeks Nasdaq Composite Index berkurang 52 poin ( 1 persen) ke level 5.017.

Pasar saham AS banyak dipengaruhi kekhawatiran investor yang mempertimbangkan data ekonomi yang mixed menjadi pertimbangan akhir kenaikan suku bunga AS.

Laporan penyerapan pekerjaan yang kuat pada Mei, yang dirilis Jumat pekan lalu, mendukung ekspektasi jika Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga jangka pendek pada akhir tahun ini. Laporan ini juga memicu aksi jual di pasar obligasi ke level tertinggi dalam delapan bulan.

Meski benchmark saham utama masih tidak jauh dari rekor tertingginya di bulan lalu, dan banyak investor tetap pada memegang portofolio mereka untuk saat ini.

Investor juga mencari tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi antara Yunani dan kreditor internasional. Kini Yunani tengah mencoba fokus dengan pengurangan pengeluaran, pemotongan pensiun dan kenaikan pajak, ini usai kreditor menuntut langkah-langkah pasti dari pemerintah untuk mencapai bailout.

Negara Mediterania ini berisiko kehabisan uang tunai dan mengalami gagal bayar utang, sebuah faktor yang pada akhirnya bisa mendorong Yunani keluar dari serikat mata uang euro.

"Kini semua mata berada di pasar obligasi, di Yunani, dan tertuju pada setiap potensi aktivitas (merger)," kata Dan McMahon, Direktur Perdagangan Ekuitas Raymond James di New York.

Menurut Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities, Art Hogan,  dengan kenaikan suku bunga yang kemungkinan berlangsung pada September, dan pencarian valuasi saham yang lebih tinggi, investor akan mengambil jeda.

"Investor telah berhati-hati tentang penawaran saham dalam lingkungan di mana kenaikan suku bunga mungkin terjadi di tahun ini," kata Hogan.

Pada senin ini, tidak ada laporan ekonomi yang benar-benar mempengaruhi pasar. Namun pada kamis nanti, investor akan mendapatkan update data penjualan ritel bulan Mei, dengan ekonom mengharapkan ada kenaikan 1,3 persen.

Pada Jumat, Departemen Tenaga Kerja akan merilis indeks harga mei, yang menjadi ukuran harga bisnis AS, dan diharapkan ada kenaikan dari sebelumnya sebesar 0,4 persen.(Nrm/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya