Teori Korupsi Ini yang Ditantang Ahok

Ahok mengatakan, banyak yang beranggapan lemahnya ekonomi saat ini karena korupsi sudah sulit dilakukan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Jun 2015, 06:42 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat sadar melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia sekarang ini, termasuk Indonesia. Dia malah mempertanyakan teori korupsi yang dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi.

"Apakah betul korupsi oli ekonomi? Saya menantang teori itu," ujar Ahok saat membuka Festival Jakarta Great Sale (FJGS) di Baywalk Mall, Pluit, Jakarta, Sabtu 6 Juni 2015.

Tak bisa dipungkiri, uang hasil korupsi memang kerap digunakan untuk berfoya-foya bagi para koruptor. Hal ini yang membuat daya beli juga ikut meningkat.

Ahok pun bingung dengan kondisi itu. Dia berpikir, banyak juga yang beranggapan lemahnya ekonomi saat ini karena korupsi sudah sulit dilakukan.

"Ada yang bilang ini (ekonomi) lesu karena susah korupsi pejabatnya. Uang korupsi sudah tidak bisa belanja di Indonesia," lanjut dia.

Peluang adanya korupsi di birokrasi Jakarta juga diakui Ahok. Dulu, perizinan izin usaha sangat sulit, hingga harus ada tanda tangan gubernur. Hal ini dinilai menjadi peluang korupsi lain bagi para pejabat di bawah. Sehingga dirinya membuat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

"Kalau orang mau dagang kok dipersulit. Biarkan saja orang dagang 24 jam. Tokonya jelas kok, alamatnya. Saya tidak mau lagi urusan gampang gini mesti ke saya," pungkas Ahok. (Rmn/Jon)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya