Incar Kursi DKI 1, Warga Betawi Dinilai Masih Minim Tokoh

Dengan menempatkan putra Betawi memimpin Jakarta, maka kearifan lokal diyakini akan tetap terjaga.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 04 Jun 2015, 23:00 WIB
Suasana malam tahun baru di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (1/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Gubernur DKI Jakarta masih 2 tahun lagi yakni pada 2017. Namun wacana sosok bakal calon Gubernur DKI Jakarta saat ini sudah bergaung.

Lembaga swadaya masyarakat Centre for Local Government Reform (CELGOR) dan Ikatan Silaturahmi Betawi Muara (ISBM) menginginkan Jakarta dipimpin oleh tokoh dari kalangan Betawi. Putra daerah harus mampu bersaing dalam merebut kursi Gubernur di Pilkada 2017.

Dengan menempatkan putra Betawi memimpin Jakarta, maka kearifan lokal diyakini akan tetap terjaga. "Kita harus merebut DKI satu, otomatis semuanya akan berpihak pada masyarakat Betawi," ujar Direktur Eksekutif CELGOR Budi Mulyawan  di Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Namun begitu, pria yang akrab disapa Cepi ini mengakui belum ada sosok yang tepat untuk duduk di kursi DKI 1. Perlu persamaan persepsi untuk mencari sosok yang pantas dijagokan sebagai calon gubernur DKI.

"Untuk menawarkan formulasi untuk mengubah persoalan yang ada. Mau tidak mau kita harus mengambil kursi Gubernur, kita tidak bicara orangnya dulu. Satukan persepsi dulu, ketika itu sudah sepaham, baru kita bicara figur," jelas dia.

Cepi menuturkan, pemimpin DKI dari kalangan putra lokal merupakan sebagai kebutuhan. Warga yang memiliki integritas dan kapabilitas menjadi DKI 1 harus diuji terlebih dahulu.

"Kita berangkat bukan dari sosok tapi kebutuhan. Siapun yang cocok dan punya kepedulian tinggi. Intinya harus diuji dahulu," pungkas Cepi. (Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya