Liputan6.com, Demak - Seorang ibu rumah tangga berpendidikan sekolah dasar (SD) menjadi pejuang hak-hak wanita di kalangan ibu-ibu di Demak, Jawa Tengah. Masnuah tidak gentar meski ditentang oleh tokoh-tokoh agama dan masyarakatnya.
Warga Desa Morodemak di Pantai Utara, Pulau Jawa ini adalah nelayan. Budaya patriarki menempatkan laki-laki di desa ini mencari nafkah, para istri mengasuh anak, dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Seringkali beban hidup para nelayan ini terasa berat, hingga tak jarang kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi.
Di tengah situasi seperti inilah tampil Masnuah, seorang istri nelayan biasa yang berusaha mendobrak tradisi ini.
"Saya harus membuktikan, saya harus bisa melawan arus budaya ini," kata Masnuah, salah satu kandidat Liputan 6 Awards 2015, seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (21/4/2015).
Selaku ketua kelompok usaha bersama Puspita Bahari, Masnuah mengajak para istri nelayan berorganisasi bersama-sama. Mereka mengolah hasil laut jadi penganan, menjualnya, menabung, dan membentuk koperasi.
"Satu per satu saya dekati, akhirnya 2005 kami bisa mengumpulkan 30 perempuan yang sebagian besar ibu-ibu nelayan, kami membentuk Puspita Bahari," ujar Masnuah.
Niat baiknya ternyata tidak selalu disambut baik. Pada 2007 jumlah anggota menyusut drastis. Para istri banyak yang dilarang ikut komunitas ini.
"Tantangannya di budayanya itu. Dari tokoh masyarakat, tokoh agamanya. Masyarakat menolak dengan keras apa yang saya lakukan dan saya dianggap mencampuri urusan orang lain. Bahkan saya didemo juga. Orang bilang kalau saya perempuan tidak baik, sering keluar rumah," ucap Masnuah.
Yakin dengan niat baiknya, Masnuah tidak gentar. Manfaat kegiatannya jelas terlihat, para istri nelayan yang dulu tak punya penghasilan sama sekali kini jauh lebih mandiri. Penghasilan Rp 1,5 juta sebulan kini menjadi biasa.
Sekarang Puspita Bahari telah punya lebih dari 100 anggota terbagi dalam 6 kelompok pemberdayaan masyarakat di 2 desa. Berbagai penghargaan dalam dan luar negeri datang ke pangkuan Masnuah.
Wanita berusia 42 tahun yang berpendidikan SD ini kini sering diundang jadi pembicara dengan topik pemberdayaan wanita. Bukan hanya di Tanah Air tapi juga di negeri lain seperti baru saja di India, Thailand, dan Flipina. (Mar/Ans)
Masnuah, Kartini Para Istri Nelayan Demak
Seorang ibu rumah tangga berpendidikan sekolah dasar (SD) menjadi pejuang hak-hak wanita di kalangan ibu-ibu di Demak, Jawa Tengah.
diperbarui 21 Apr 2015, 08:45 WIB(Liputan 6 TV)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gerindra Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS: Hanya Soal Teknis Saja
Cara Pesan Starlink dengan Mudah, Harga Mulai dari 750.000 per Bulan
94,8% Pasokan Listrik yang Terdampak Banjir Sulawesi Selatan Sudah Pulih
Sule Sentil Netizen yang Sempat Mencibir Rencana Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini: Mana yang Kemarin
Label BTS, Big Hit Music Akan Gelar Audisi di Jakarta, Ini Tanggalnya
Indonesia Kekurangan Rig Pengeboran Migas, KKKS Tekankan Kolaborasi
PDIP Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club: Indikasi Kurang PD Emban Tanggung Jawab
1 Kalimat Berapa Kata? Simak Syarat Agar Efektif dan Jenis-Jenisnya
Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU
BUMN Jadi Sponsor Olahraga, Pengamat: Kolaborasi Saling Menguntungkan
Bea Cukai Bantah Tak Pernah Pakai Buzzer, Pabrik Sepatu Bata Tutup
VIDEO: Kisah Juru Parkir yang 19 Tahun Menabung demi Bisa Menunaikan Ibadah Haji