Liputan6.com, Jakarta - Proses peralihan operator Blok Mahakam, Kalimantan Timur, tinggal selangkah lagi. PT Pertamina (Persero) yang akan menjadi pengelola baru bakal menandatangani dokumen perjanjian pengalihan bersama dengan pengelola saat ini yaitu PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation dalam waktu dekat.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, Total dan Inpex dengan calon operator baru yaitu Pertamina telah melakukan menyepakati pokok-pokok perjanjian atau Head of Agreement (HoA). Proses selanjutnya adalah finalisasi draf dan kemudian melakukan penandatanganan antara semua belah pihak.
"Minggu depan rencananya dilakukan penandatanganan head of agreement untuk pengelolaan blok Mahakam," kata Sudirman, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/3/2015).
Menurut Sudirman, setelah melakukan HoA, Pertamina masuk dalam tahap transisi, dengan ikut mengelola Blok Mahakam untuk menyiapkan operasi selanjutnya. Sebelum resmi menjadi operator pada Januari 2018. "Setelah HoA disepakati maka keduanya menyepakati tahapan transisi yang diharapkan dalam 2 tahun bisa diselesaikan," tuturnya.
Sudirman menambahkan, proses tersebut bertujuan untuk menjaga produksi gas di blok Mahakam. Pasalnya, blok tersebut menjadi salah satu andalan produksi nasional. Ia pun berharap Pertamina mau melibatkan Total dalam mengelola blok yang terletak di Kalimantan Timur tersebut. "Syukur-syukur Pertamina bisa bekerja sama dengan operator sebelumnya agar bisa mengelola Blok lain di luar negeri," pungkasnya.
Sebelumnya, Pertamina mengungkapkan bahwa tidak akan mengelola Blok Mahakam sendirian. Kemungkinan besar Pertamina akan menggandeng pengelola lama blok tersebut.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan, dalam memilih partner, Dwi mengindikasikan untuk bakal menggandeng Total mengingat perusahaan tersebut yang sudah memiliki pengalaman tentang blok tersebut.
"Tentu saja kami akan melihat siapa yang bisa diajak kerja sama tentu tidak mungkin cari orang yang tidak tahu sama sekali mungkin lebih baik yang tahu (Total) tapi bagaimana hasilnya akan kita lihat," kata Dwi.
Sebagai perusahaan migas terbesar di Indonesia, Dwi menjelaskan dalam proses pengalihan kontrak tersebut ada risiko penurunan produksi. Namun hal itu tidak akan signifikan.
Dalam beberapa minggu ke depan, Pertamina masih mempersiapkan proposal untuk diajukan ke Pemerintah mengenai pengelolaannya. Artinya, keputusan apakah langkah menggandeng Total atau dimandatkan untuk mengelola sendiri berada di tangan pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina.
"Jadi Pertamina sekarang harus melakukan analisa dengan baik sehingga transisi berjalan semulus mungkin," tegas dia. (Pew/Gdn)
Proses Peralihan Blok Mahakam Tinggal Tanda Tangan
Pertamina mengungkapkan bahwa tidak akan mengelola Blok Mahakam sendirian, kemungkinan besar Pertamina akan menggandeng Total.
diperbarui 08 Apr 2015, 18:32 WIBIlustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil Singapore Open 2024, 28-29 Mei: Siapa Lolos ke Babak 16 Besar?
7 Momen Liburan Felicya Angelista ke Macau, Seru Naik Gondola
PAN Bicara Peluang PDIP Gabung Pemerintahan Prabowo Subianto
Le Minerale Pertahankan Posisi Sebagai Official Mineral Water di Indonesia Open 2024
VIDEO: Jembatan di Tanggamus Sudah Lama Putus, Jenazah Digotong Melintasi Sungai
Tak Ingin Lolos, KPK Ajukan Banding Atas Putusan Sela Gazalba Saleh
Subaru, Toyota dan Mazda Kembangkan Mesin Ramah Lingkungan Bersama
Menko Airlangga Dampingi Prabowo Ketemu Sekjen OECD, Bahas Apa?
Potret Diah Permatasari di Gala Dinner Kelulusan Anak, Tampil Kompak dengan Setelan Hitam
Java Jazz Festival 2024 Disebut Berdampak ke Perekonomian Nasional
Keseruan Raisa Liburan di Korea Selatan higga Nonton Konser Crush
Wanita di Rusia Nyaris Pingsan Gara-gara Kemunculan Ular Boa dari Kloset Toilet