Ini Resep Ampuh Angkat Rupiah

Selama defisit neraca perdagangan besar maka nilai tukar rupiah diprediksi terus melemah.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Mar 2015, 21:29 WIB
Aktivitas penukaran uang di PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (9/3/2015). Pada awal perdagangan di pasar spot, rupiah dibuka pada level 12.994 atau melemah 18 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu di posisi 12.976. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam satu bulan terakhir mulai membuat pengusaha di dalam negeri khawatir. Terlebih lagi, bagi pengusaha yang mengandalkan bahan baku dari negara lain.

Ekonom Christianto Wibisono menilai, pelemahan nilai tukar rupiah ini masih akan berlangsung jika neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit besar.

"Saya rasa secara fundamental, kalau cadangan defisit masih besar, mau tidak mau memang mata uang kita akan melemah," ujar Christianto di Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Menurut Chris, salah satu solusi agar rupiah bisa menguat adalah menarik investasi sebesar-besarnya di dalam negeri. Dengan banyaknya investasi masuk, maka semakin banyak produk yang bisa dihasilkan Indonesia dan terbuka peluang untuk memperbesar kinerja ekspor.

"Resep utamanya harus ada investasi besar, produksi besar dan ekspor yang besar. Kalau neraca perdagangan defisit besar, maka rupiah akan terus mengalami pelemahan," tandasnya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 740 juta pada Februari 2015, dipicu surplus sektor migas sebesar US$ 170 juta dan non migas US$ 570 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan dari sisi volume perdagangan, pada Februari mengalami surplus 27,61 ton. Hal tersebut didorong surplusnya neraca sektor non migas 27,76 juta ton walaupun sektor migas defisit 0,15 juta ton. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya