Cara Ahok Ajarkan Siswa 'Seni Mati dengan Baik'

Ahok mengajarkan para siswa untuk tidak takut mati. Apalagi jika selama hidup mereka sudah melakukan banyak hal positif.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 18 Mar 2015, 15:18 WIB
Ahok sempat mencandai H. Lulung ketika sambutan dengan menyebut H. Lulung sebagai teman sparing (berlatih tinju), Jakarta, Minggu (14/9/2014) (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima kunjungan puluhan siswa SD, SMP, dan SMA dari Sekolah Anak Indonesia hari ini. Di hadapan para siswa yang berasal dari Papua itu, Ahok mengajarkan 'The Art of Dying Well' atau Seni untuk Mati dengan Baik.

"Saya ingin memberi tahu seni mati dengan baik. Misalnya, hari ini kita khawatir takut mati, bisa nggak kekhawatiran itu membuat kami mati? Manusia sudah pasti mati, kenapa takut?" tanya Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Dia mengajarkan para siswa untuk tidak takut mati. Apalagi jika selama hidup mereka sudah melakukan banyak hal positif. Maka, saat itulah mati disebut keuntungan. Ahok bahkan mencontohkan dirinya yang selalu merasa tidak takut dipanggil Sang Maha Kuasa.

Ahok menegaskan, dirinya sebagai pemimpin hanya memiliki tugas memenuhi otak, perut, dan dompet warga. "Mau dihadang FPI berapa puluh ribu, DPRD berapa ribu juga saya nggak akan takut. Yang penting otak, perut, dompet warga terpenuhi," kata Ahok.

"Jadi bekalnya itu saja, mati itu menguntungkan. The Art of Dying Well," imbuh dia disambut tepuk tangan para siswa.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hampir selama menjabat gubernur kerap berseteru dengan anggota DPRD DKI dan FPI. Yang teranyar, kisruh antara Ahok dengan anggota DPRD terkait RAPBD DKI 2015. Ancaman pelengseran Ahok dari kursi gubernur juga belakangan terus bergulir. (Rmn/Mut)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya