RI Tak Punya Bank Standar ASEAN, Merger BNI-Mandiri Direstui

Perbankan nasional belum memenuhi standar ASEAN sehingga sangat sulit berkembang terutama di kawasan Asia Tenggara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Feb 2015, 20:23 WIB
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Wacana peleburan (merger) dua bank raksasa di Indonesia, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk menuai respons positif dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Langkah merger pada perbankan nasional ini akan mendongkrak perekonomian Indonesia ke depan.

"(Merger) ide yang bagus karena kami perlu bank yang besar," ucap Sofyan usai Rakor Revisi Perpres Pengadaan Lahan dan Kerjasama Pemerintah Swasta di kantornya, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Kata dia, perbankan nasional belum memenuhi standar ASEAN sehingga sangat sulit berkembang terutama di kawasan Asia Tenggara. Padahal, sambungnya, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN.

"Kita mengharapkan bank ini (BNI dan Mandiri) besar dengan equity memadai, sehingga kita punya bank yang cukup besar dan bisa berkiprah di kawasan ASEAN. Sebab ekonomi kita yang paling besar di ASEAN," tegas Sofyan.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, kembali menggulirkan wacana peleburan BNI dan Mandiri meskipun upaya tersebut belum sanggup mengejar Bank DBS asal Singapura. "Mandiri sama BNI di merger saja. Tidak akan mengejar DBS, tapi paling tidak mulai mendekati," ucap dia. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya