Rupiah Terpental Akibat Global, Bukan Akibat Kasus KPK Vs Polri

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menjelaskan, pelemahan kurs rupiah hanya bersifat sementara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Jan 2015, 21:39 WIB
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan peluncuran uang pecahan baru tersebut merupakan penguatan rupiah sebagai mata uang yang menjai simbol kedaulatan RI, Senin (18/8/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan kondisi ekonomi dunia, termasuk dari Eropa. Sementara faktor politik dari kekisruhan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI dinilai tidak menggoyahkan ekonomi Indonesia, salah satunya pergerakan kurs rupiah.

Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo usai Rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/1/2015).

Agus berpendapat, pelemahan nilai tukar rupiah hanya bersifat sementara. "Yang sekarang ini kondisi yang sifatnya temporary karena sifat di dunia ada risk on dan risk off. Kondisi itu lebih banyak dari faktor dunia," ujarnya.

Sedangkan BI memandang, faktor politik di dalam negeri tidak memengaruhi ekonomi Indonesia. Bahkan kondisi ekonominya menunjukkan perbaikan karena realisasi inflasi yang diperkirakan rendah karena pengaruh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji.

"Neraca perdagangan pada Desember ini akan tercatat surplus US$ 200 juta atau meningkat dari pencapaian sebelumnya US$ 100 juta. Defisit neraca transaksi berjalan di kuartal I 2015 juga akan merosot di level 2 persen dari PDB, walaupun akan meningkat lagi 3,3 persen-3,5 persen di kuartal II, III dan IV ini dengan inflasi 4 plus minus 1 persen, " tandas Agus. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya