Liputan6.com, Jakarta - Sejak bersengketa dengan Ukraina, perekonomian Rusia terus terpuruk. Pasalnya, akibat perselisihan tersebut, pihak Amerika Serikat dan sekutunya terus menerus memberikan sanksi ekonomi. Selain itu, penurunan harga minyak juga semakin menekan perekonomian negara tersebut.
Akibatnya, nilai tukar mata uang Rubel pun terperosok dalam sehingga Bank Sentral Negeri Beruang Merah ini menaikkan suku bunga acuannya hingga 650 basis poin.
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y Galuzin memperkirakan badai ekonomi di Rusia hanya bersifat sementara.
"Guncangan ekonomi Rusia merupakan hal yang wajar bagi setiap negara. Tapi kami percaya hanya akan sementara," ucap dia kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Galuzin optimistis Rusia dapat melalui gejolak ekonomi tersebut dengan baik karena potensi besar yang dimilikinya dari segala aspek.
"Rusia punya potensi ekonomi yang kuat. Rusia punya sumberdaya, industri, ilmu pengetahuan potensial, sumber daya manusia terdidik dan terlatih," bangganya.
Lebih jauh dia menyatakan, sejumlah negara sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas (migas) Rusia. Migas sangat menopang perekonomian dan penerimaan negara yang dikuasai Vladimir Putin tersebut.
"Migas berperan dalam kestabilan ekonomi Rusia dan punya peran besar dalam ekonomi dunia. Seperti di bidang ruang angkasa, cuma Rusia yang punya pilot pesawat ruang angkasa. Hanya Rusia yang bisa bangun pembangkit tenaga nuklir," terang dia.
Soal kemampuan dan keahlian Rusia dalam menggarap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Galuzin mengaku, pihaknya bekerjasama dengan India membangun 10-20 unit PLTN. Semua PLTN itu akan berdiri di Negeri Bollywood.
"Artinya kita punya potensi dalam bidang energi dan bangkit dari guncangan ekonomi. Presiden Putin juga meyakinkan ekonomi Rusia baik-baik saja. Ini menjadi kesempatan mereformasi ekonomi Rusia," pungkas dia. (Fik/Gdn)
Meski Goyah, Dubes Rusia Tetap Pamer Kehebatan Ekonominya
"Hanya Rusia yang bisa bangun pembangkit tenaga nuklir," terang Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y Galuzin.
diperbarui 22 Des 2014, 11:59 WIBDuta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin (Fotografer: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kantor Staf Presiden Minta Polisi Cegah Penggusuran di Dago Elos Bandung
6 Penyerang Terbaik Real Madrid Sepanjang Masa: Mengukir Sejarah di Lapangan Hijau
Rekam Jejak Tarsum dari Penjagal Hewan hingga Jagal Istri
Ji Chang Wook Tiba-Tiba Ada di Bali, Kunjungi GWK dan Langsung Terbang ke Labuan Bajo
Mengenal Asteroid Apophis, Diprediksi Tabrak Bumi pada 2029
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 9 Mei 2024
Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba Bakal Didakwa Terima Gratifikasi Rp99 Miliar
Perawakan Pelaku Pembunuhan Ceceu di Sukabumi, Tusuk Korban Usai Tolak Ajakan 'Ayo Main'
Kata Gus Baha tentang Sesaji, Ibrah Kisah Walisongo Sebarkan Islam Tanpa Konflik
Link Live Streaming Liga Champions Real Madrid vs Bayern Munchen, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Pelabuhan Batu Ampar Batam Siap Jadi Terminal Peti Kemas Internasional
Curi Perhiasan Emas Seharga Rp100 Juta, Pria di Tangerang Diamuk Warga