Pemerintah Bocorkan Opsi Kebijakan Harga BBM Baru

Menurut Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, harga minyak dunia dan keperkasaan dolar jadi pertimbangan pemerintah untuk memutuskan harga BBM.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Des 2014, 07:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang dihadapkan situasi yang sulit untuk menentukan kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) baru pada tahun ini. Lantaran pemerintah tersandera antara pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan harga minyak dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, merosotnya harga minyak dunia sangat membantu Indonesia untuk mengurangi permintaan dolar AS atas impor minyak mentah maupun BBM.

"Yang tadinya kita harus membayar sekian juta dolar AS per hari buat impor minyak, tapi karena harga minyak turun, kebutuhan dolar berkurang," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Bagaikan dua sisi berbeda, di balik keuntungan penurunan harga minyak dunia, lanjut Sofyan, kurs rupiah mengalami depresiasi hingga menembus Rp 12.600 per dolar AS. Sehingga faktor tersebut juga menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam memformulasikan kebijakan harga BBM baru.

Lalu apa saja opsinya?

2 dari 2 halaman

Ini opsinya

Pemerintah, sambung dia, tengah menggodok tiga opsi kebijakan terkait harga BBM. Hanya saja Sofyan hanya memberikan dua bocoran dari kebijakan tersebut, yakni penurunan harga BBM subsidi dan subsidi tetap dengan varian tertentu.

"(Penurunan harga BBM subsidi) salah satunya, juga subsidi tetap dengan varian. Kita akan lihat dan hitung semuanya. Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah ada keputusan lebih permanen tentang masalah subsidi ini," tegas Sofyan. (Fik/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya