Rupiah Keok, Pemerintah Harus Mampu Jaga Fundamental Ekonomi

Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pelemahan rupiah akibat menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang global.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Des 2014, 18:27 WIB
Mata uang rupiah, di Bank Permata, Jakarta. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat tipis di Rp 8.850 per dolar AS dari penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.860 per dolar AS. (ANTARA)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai rukar rupiah terus terpuruk ditekan keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV 2014 ini. Nilai tukar rupiah tertekan hingga menembus level Rp 12.300 per dolar AS.

Dalam kondisi seperti ini, kata Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, sangat penting bagi pemerintah untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia.

"Yang bisa dilakukan jaga fundamental (ekonomi)," ucap dia singkat kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Bambang hanya menjelaskan pelemahan rupiah akibat menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang global. Pemicunya karena ekonomi negara adidaya ini terus membaik sehingga mengerek kurs dolar AS.

"Karena mata uang dolar sedang menguat terhadap global," tuturnya singkat. 

Seperti diketahui, data valuta asing Bloomberg, Rabu ini, menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah di level Rp 12.287 per dolar AS. Nilai tukar rupiah juga sempat menembus level Rp 12.303 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:19 waktu Jakarta.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah terus berfluktuasi dan bertengger di kisaran Rp12.280 per dolar AS hingga Rp Rp 12.306 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah mengalami koreksi 19 poin ke level Rp 12.295 per dolar AS. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya